Senin, 29 Desember 2014

Kaleideskop 2014

Akhir tahun ini enaknya ngebahas apa ya? Gue bĂȘte nih, belum ada yang ngajakin gue tahun baruan bareng. Hm, apa kalian juga begitu? Yuk, tahun baruan bareng gue. Gimana kalo gue ngajak tahun baruan di atas jembatan layang? Keren kan? Ah, nggak mau? Ya udah, lupain aja. Gue bercanda kok, sembari nunggu seseorang yang ngajakin gue tahun baruan bareng. Gue pengin nge-review tahun 2014 ini menurut realita yang gue alamin sebagai anak kompleks garis keras Indonesia.

Januari 2014
Bulan Januari lalu adalah bulan yang seharusnya menjadi saksi kelulusan gue di Kampus. Namun, apa daya takdir berkata lain. Gue nggak jadi lulus dengan tepat waktu di bulan ini, dan nggak akan di wisuda bahkan sampai 2 tahun kedepan. Kenapa? Karena, gue udah mutusin buat nggak ngampus lagi. Jurusan gue memang berat, dan gue adalah salah satu dari beberapa mahasiswa yang harus mundur sebelum berjuang. Hm, selamat buat teman-teman yang berhasil wisuda di bulan ini. Kalian luar biasa ! Salut sama mental kalian. Tetaplah mengudara guys. Jangan pernah lupa dengan kawanmu yang pemalas ini ya. Gue senang bisa di pertemukan dengan kalian sebagai Mahasiswa Universitas Negeri Makassar Angkatan 2011 Jurusan Business English. Love you guys. Berpeluuuukaaaaaaan !!!

Februari 2014
Bulan Februari lalu adalah bulan yang mengingatkan gue akan kesendirian. Nggak kerasa udah setahun aja gue ngejomblo. Sepertinya, valentine tahun ini akan gue lewatin dengan kesendirian (lagi). Tapi, nggak papa kok, asalkan gue masih bisa menghirup oksigen dengan bebas. Oiya, gue pengin ngucapin selamat buat sahabat gue, Andi Iqra Mawardhana yang akhirnya berhasil juga dapatin pacar. Gue salut banget dengan penantiannya. Itu yang ngebuat gue percaya akan hasil dari penantian panjang. Hm, Langgeng ya kawan. Februari akan menjadi bulan yang bersejarah buat lo. Trust me, it’s work !

Maret 2014
Bulan Maret lalu adalah bulan yang penuh berkah buat gue. Kenapa? Karena Ibu gue akhirnya mau ngejual tanahnya buat modal beliin gue smartphone. Bukan itu sih alasannya. Sebenarnya Ibu gue ngejual tanah buat nambah modal beliau berangkat umroh bareng Ayah dan Adik gue. Keren ya? gue nggak di ajakin. Hiks~ Nah, kebetulan sisa modalnya masih ada, gue jadi deh di beliin smartphone. Urraaaaa … Akhirnya gue punya gadget juga. Sekarang, gue bisa selfie pakai camera360, gue juga bisa check in path seperti mereka-mereka yang eksis, dan yang terpenting gue bisa ngetweet everytime and everywhere. Yuhuuuu~ Makasih atas kebaikannya bu, Aku sayang Ibu. Muah :*

April 2014
Bulan April lalu adalah bulan yang memberikan gue pengalaman hidup yang baru. Yakni, sebagai saksi dari salah satu calon legislatif dari partai Gerindra. Gue di tuntut menghadiri proses pemilu di TPS dari awal sampai selesai. Kalian tau nggak, prosesnya berlangsung berapa lama? Ya, nggak tau. Prosesnya itu lama banget, makan waktu sampai 18 jam. Dan sialnya gue nggak kebagian pembagian makanan seperti yang para saksi-saksi lain dapatkan. Mereka semua di bawain makanan oleh para tim sukses mereka. Sedangkan gue harus pulang kerumah buat nyari makan agar tenaga gue menjadi saksi yang telah habis karena kelaparan bisa muncul kembali. Semua itu gue lakuin karena ingin mendapatkan reward yang telah di janjikan oleh caleg sebesar 250k. lumayan buat nambah uang jajan. Alhasil, gue harus berjuang dapatin itu sampai pukul 04.00 dini hari. Dan akhirnya gue pun tau susahnya nyari uang itu seperti apa.

Mei 2014
Bulan Mei lalu adalah bulan yang menguras hati dan kantong gue begitu dalam. Meskipun di bulan ini gue udah nggak jomblo lagi. Tapi, jujur gue belum siap buat jalanin suatu hubungan dengan kondisi ekonomi yang seperti ini. Buat kebutuhan gue sehari-hari aja, gue masih ngemis dulu ke orang tua. Apalagi gue harus nyari modal buat jajanin pacar. Terkadang gue mikir, kenapa sih semua harus perlu uang? Kenapa sih nggak semua orang langsung kaya aja? Ah, kalau kayak gitu sih buat apa kita hidup. Nggak ada tantangannya. Nah, di bulan ini lah tantangan hidup datang ke gue. Dimana gue harus bisa melihat realita yang ada. Gue nggak mungkin ngikutin kemauan pacar gue yang pengin jalan mulu. Gimana gue mau menuhin kemauannya, sedangkan gue masih bergantung dengan bantuan orang tua. Masa iya gue harus nyuri uang orang tua, kan nggak mungkin. Selain gue takut dosa, bakat gue juga bukan disitu.

Juni 2014
Bulan Juni lalu adalah bulan yang mengawali kembalinya status gue menjadi jomblo free transfer. Siapa aja yang mau sama gue, silahkan rekrut gue. Gue selalu siap kok, nggak di gaji juga gue mau-mau aja. Huft~ Tepat hari pertama di bulan ini, akhirnya si pacar mutusin gue secara sepihak. Katanya, gue nggak selalu ada disaat dia butuh. Ya, emang benar sih. Salah sendiri, siapa suruh rumahnya kejauhan. Haks~ Oiya, di bulan ini perantauan sahabat gue, Faisal Nurhidayat (Isal) harus berakhir. Baru sebulan merasakan gemerlap Ibukota, dia harus balik ke kompleks buat ngelangsungin akad nikahnya. Bertepatan dengan itu, anak pertama dari sahabat gue. Muh. Syahril Taufiq (Aing) pun lahir ke dunia. Betapa berkahnya bulan ini buat mereka. Buat Isal, semoga menjadi keluarga yang samawa ya dan buat Aing, semoga menjadi ayah yang hebat dan pastinya menjadi kebanggaan istri dan anaknya. Amin.

Juli 2014
Bulan Juli lalu adalah bulan yang punuh berkah buat para umat muslim. Seperti yang kalian tau, bulan Ramadhan jatuh di bulan ini. Bulan yang menawarkan keberkahan dan nikmat yang begitu besar. Sayang, bulan ini kurang terasa lengkap karena ibadah gue yang masih aja berantakan. Untungnya, puasa gue nggak ikutan berantakan. Kalau ikutan sih, parah banget. Ramadhan kali ini terasa lebih gokil karena sajian dari world cup 2014 brazil. Selepas tarawih biasanya gue ngumpul di kompleks sambil nunggu pertandingan world cup mulai. Oiya, di bulan ini gue juga sempat kursus mengemudi selama 14 hari. Hal ini termasuk salah satu dari pengalaman baru yang gue dapatin di tahun ini. Selama 14 hari gue belajar mengemudi, akhirnya gue pun sedikit tau dasar-dasar mengemudi dengan baik dan benar. Sayangnya, gue belum menguasai betul tentang senteran mobil, karena gue belum terbiasa membawa kendaraan dengan posisi tubuh yang berada di ujung kanan. Akibatnya, fokus senteran di ujung kiri pun sering terabaikan. Gue hanya fokus ke depan saking tegangnya belajar mengemudi. Haks~

Agustus 2014
Bulan Agustus lalu adalah bulan dimana pertama kalinya gue mutarin kota ngebawa CV. Setelah ngerasa udah cukup lama mengerami telur di rumah, gue pun mutusin buat nyari kerja biar nggak mati membusuk karena kelamaan diem di rumah. Dan selama bulan ini, ada 5 perusahaan yang dengan ikhlas menampung CV gue. Dari kelima perusahan itu, cuma satu yang nggak berakhir di interview. Tapi, berakhir lebih awal. Ya, berakhir di tangan security kampret itu. Entah, CV gue nyampe ke HRDnya atau si kampret itu ngebuang CV gue gitu aja. Setelah gue gagal mendapatkan pekerjaan, gue baru sadar kalau nggak semua yang kita inginkan akan dengan mudah tercapai, di perlukan kerja keras dan usaha yang kuat buat mewujudkan apa yang kita harapkan. Seperti halnya mencari pacar, ketahuilah mencari pekerjaan itu nggak semudah kita ngebalikin telapak tangan. Perlu usaha yang sungguh-sungguh agar kita bisa keterima masuk menjadi bagian dari perusahaan mereka. Walaupun gagal di interview, janganlah mudah berputus asa. Teruslah mencoba, kelak tuhan kan menunjukkan jalannya. Gue percaya itu.

September 2014
Bulan September lalu adalah bulan kelahiran gue. Specialnya di bulan ini gue masih tetap bernafas dengan baik. Ini adalah ke 21 kalinya gue ngelewatin bulan ini dengan selamat. Itu tandanya umur gue sekarang udah ganjil 21 tahun. Ulang tahun kali ini gue lewatin tanpa adanya surprise dari keluarga, sahabat, dan kekasih hati. Hiks~ Walaupun nggak ada kue dan lilin yang menyambut pertambahan usia gue, gue nggak sampai niat pengin bunuh diri. Sebab, ada nggaknya kue dan lilin, umur gue tetap akan bertambah. Setidaknya, masih ada yang ingat sama hari ulang tahun gue. Makasih buat kalian yang udah ngucapin kemarin. Jujur, gue pengin banget ngetraktir makan kalian di hari ulang tahun gue. Tapi, realitanya buat bayar makan sendiri aja gue susahnya minta ampun. Maafin gue ya guys belum bisa nyenangin hati kalian. Gue harap kalian ngerti kondisi gue saat ini. Gue janji, suatu saat nanti gue pasti akan ngajakin kalian makan di hari special gue. Maka dari itu kalian harus bersabar menunggu waktu itu tiba. Waspadalah-waspadalah.

Oktober 2014
Bulan Oktober lalu adalah bulan yang mengajarkan gue akan indahnya perjuangan menabung untuk mendapatkan barang yang gue inginkan. Di bulan ini salah satu idola gue, Fico Fahriza resmi merilis buka pertamanya yang berjudul Martabak Asam Manis. Gue yang pengin banget punya buku itu, harus menabung dulu sebelum bisa membelinya. Setelah 2 minggu berjuang, akhirnya gue udah bisa milikin buku itu. Martabak Asam Manis karya Fico adalah buku yang pertama kali gue beli pakai uang sendiri. Sebelumnya gue cuma bisa minjam buku-buku punya teman kalau gue lagi pengin nyari bacaan. Karena gue tau membuat buku itu susah, gue nggak bakal minjam lagi. Tapi, gue harus membelinya. Karena hanya dengan membelinya, secara nggak langsung gue telah mengapresiasi hasil karya dari mereka, para penulis. Oiya, awal karir Fico itu berawal dari ajang Stand Up Comedy Indonesia yang di adakan oleh KompasTV. Dia adalah Runner-Up SUCI3 dan sekarang menjadi salah satu dari sekian banyak comic hebat di Indonesia. Dia melebarkan sayapnya di bidang perfilm-an Indonesia dan sekarang resmi menjadi seorang penulis hebat. Benar dugaan gue, karya pertamanya aja udah langsung mendapat tempat di hati para pembacanya. Alhasil, bukunya pun menjadi best-seller. Gue salut banget sama dia. Hm, gue tunggu karya selanjutnya. Faigk !!!

November 2014
Bulan November lalu adalah bulan turunnya hujan di balkon rumah gue. Entah, ini pertanda apa. Yang gue ingat November kemarin, gue telah ngelakuin blunder yang memalukan diri gue sendiri. Mulai dari ngasih surprise birthday ke cewek yang ternyata masih dekat dengan mantannya, sampai dengan ngedekatin teman yang dulunya sekelas waktu SMA yang akhirnya jadian dengan teman kampusnya karena sempat cinlok dilokasi KKN. Pffttt~ Itu sungguh memalukan. Masih jelas terlintas di benak gue, gimana ekspresi muka gue pas tau, waktu gue bakar lilin buat surprise si cewek itu ternyata dibelakang gue udah ada mantan tuh cewek yang merhatiin geliat gue yang begitu antusias dengan moment ini. Alhasil, gue jadi tengsin dan nggak tau harus ngapain lagi. Masih terbayang juga di hati gue, betapa nggak enaknya harus berjuang sendiri, harus memulai chat duluan, betapa susahnya mencari bahan pembahasan agar chattingan tetap berlanjut, harus sabar menanti kesempatan bertemu. Tapi, sebelum kesempatan itu datang, dianya keburu jadian dengan orang lain. Hiks~ Pait-pait-pait. Bulan ini begitu pahit buat gue. Gue berharap kejadian seperti ini nggak akan terulang lagi di masa yang akan datang. Oiya, di bulan ini juga kisah LDR-an sahabat gue, Masharmadi Alfajrin (Ian) harus usai sampai disini. Semua karena lawan LDR-an Ian yang dengan asyiknya bermain api di pulau seberang. Keep calm yan, kami para sahabatmu selalu ada disamping kamu.

Desember 2014
Bulan Desember yang akan segera berakhir ini gue lewatin dengan berbagai macam kegagalan. Mulai dari gagal ikut pre-order buku koala kumal sampai gagal ngilangin status jomblo ini. Hiks~ Jelas yang paling sedih dari kedua kegagalan diatas adalah gagalnya gue ikutan pre-order buku koala kumal karya Bang Raditya Dika. Bagaimana nggak sedih coba? Selain gue gagal dapatin buku bertanda tangan langsung dari Raditya Dika, gue juga gagal dapatin kaus khusus bertuliskan koala kumal yang katanya limited itu. Dan parahnya lagi gue gagal dapatin kesempatan di ajak langsung ke kebun binatang ragunan bareng Raditya Dika. Huft~ Dan minggu ini, gue juga gagal buat operasi pengangkatan kutil yang udah sekian tahun setia menetap dibetis kiri gue. Tapi, di balik kegagalan yang gue alamin di bulan ini, ternyata Tuhan masih bersikap adil ke gue. Tuhan nggak lupa ngasih rejeki buat gue melalui orang-orang di sekitar gue. Di bulan ini gue jadi sering makan di luar, lumayan buat perbaikan gizi gue. Mulai dari orang tua gue sampai sahabat-sahabat gue, semuanya pada ngajakin gue makan enak. Alhasil, badan gue sekarang terlihat cukup berisi. Gue pengin say thanks to orang tua gue, karena mereka gue bisa rasain makan ayam goreng dan coto di bulan ini. Special buat kak Lita yang udah ngingatin nikmatnya makan Nasi Kuning dipenghujung malam dan karena kak Lita pula, akhirnya gue ngerasain serunya makan Nasi Kucing di emperan jalan. Terima kasih juga buat sahabat gue, Iqra yang menyempatin waktunya buat traktir gue makan ayam bakar yang lezat berdua. No, I don’t think that a candlelight dinner. Sekali lagi, terima kasih buat kalian semua. Bighug dari gue. Boommm~


Nah, itulah hasil recap singkat kejadian serta keseruan yang gue alamin selama tahun 2014 yang menyenangkan ini. Semoga masih ada hikmah yang bisa kalian petik dari tulisan gue yang nggak penting ini. Gue nulis ini buat antisipasi aja, siapa yang tau kalau-kalau nanti memori gue nggak mampu lagi nyimpan semua kejadian-kejadian yang kemarin gue alamin. Setidaknya, gue bisa membaca kembali tulisan ini di waktu yang akan datang. Lumayan kan, bisa flashback tanpa harus berpikir dengan keras. Haks~ Gue minta doanya dari kalian, semoga gue diberi umur yang panjang agar gue bisa di pertemukan kembali dengan akhir tahun yang selanjutnya. Dan gue akan me-recap kembali keseruan yang gue alamin di tahun berikutnya dan gue akan nulis begitu sampai seterusnya. Hm, btw … SELAMAT TAHUN BARU YAA GUYS !!!

Jumat, 26 Desember 2014

Mom, You're My Everything :')

Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah. Benar kata pepatah, Kasih sayang yang di berikan oleh seorang Ibu kepada anaknya tidak akan pernah hilang atau tidak ada batasnya. Seburuk apapun seorang anak, di mata ibunya dia tetap menjadi kebanggaannya. Hm, manusia pertama yang aku kenal adalah Ibu. Ibu yang mengandung aku selama sembilan bulan lamanya, Ibu yang nglahirin aku ke dunia ini, dan Ibu juga yang ngasih asinya buat nyusuin aku. Semuanya Ibu lakukan tanpa ada perintah dari orang lain, Ibu yang selalu tulus memberikan kasih sayangnya ke aku. Ibu juga yang gak pernah ngarepin apa-apa dari aku. Ibu emang the best lah.

Ngomongin soal Ibu, tentunya ada banyak hal yang gak bisa kalian gambarin mengenai beliau. Aku sendiri masih ada kalimat yang belum sempat aku utarain langsung ke beliau. Entah, karena akunya gengsi atau karena aku yang gak punya kemauan. Aku selalu gagal ngomong ke Ibu, kalau aku tuh sayang banget sama beliau. Hal yang sederhana, tapi gak banyak orang yang mampu ngungkapin langsung ke Ibunya. Aku lebih sering ngomong kalimat itu ke anak orang yang baru aku kenal beberapa bulan dibanding ke Ibuku sendiri. Klise sih, tapi ini real apa adanya. Seberapa sering kalian ngomong “I LOVE YOU MOM” ke Ibu kalian? Sekali setahun? Pas hari Ibu doang. Atau, dua kali setahun? Pas hari raya dan hari Ibu. Atau, tiga tahun sekali?, pas cicilan motor kalian udah di lunasin?

Di postingan kali ini, aku pengin ngebahas khusus tentang Ibuku. Beliau terlahir dengan nama Rosmiati Hamsyah, pada tanggal 11 agustus 1964 silam. Beliau adalah anak pertama dari enam bersaudara. Beliau berhasil menyelesaikan pendidikannya sampai sarjana (S1). Beliau juga berhasil terangkat sebagai seorang guru di usia 24 tahun. Ya, terbilang cukup muda. Beliau resmi menjadi seorang ibu setelah ngelahirin sku, di usia 29 tahun. Beliau telah memiliki tiga orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Sekarang beliau sudah berumur 50 tahun, waktu yang gak semua orang bisa dapetin di dunia ini. Beliau telah mengabdikan seperempat abad hidupnya menjadi seorang guru. Keren kan? Oh iya, Ibuku itu guru Akuntansi loh. Beliau rela kerja keras nyari uang buat nyekolahin anak-anaknya. Beliau juga telah ngelaksanain rukun Islam yang kelima. Kurang hebat apalagi Ibu aku? Jujur, aku bangga punya Ibu seperti beliau. Perempuan yang paling kece di dunia ini. Yakin? Yakinlah, Ibu-ibu aku kok, ya suka-suka aku dong mau bilang apa.

Aku beruntung masih di beri kesempatan buat hidup bersama beliau selama ini. Aku juga selalu bersyukur beliau di beri umur yang panjang. Aku gak tau sisa hidup beliau tinggal berapa lama lagi, bisa saja beliau pergi sebelum aku bahagian. Bisa juga aku yang pergi duluan ninggalin beliau, semua tergantung takdir yang telah di atur oleh yang maha kuasa. Selama masih diberi kesempatan, aku harus ngebahagian beliau yang begitu berjasa besar buat hidupku. Jika di beri satu keinginan, aku gak akan minta beliau hidup untuk selamanya. Karena, aku tau itu gak mungkin. Yang aku minta adalah aku pengin sukses, biar bisa ngebanggain dan ngangkat derajat beliau lebih tinggi lagi. Aku tau itu gak mudah, tapi itu mungkin saja terjadi, tergantung seberapa kerasnya aku berusaha buat wujudkan hal itu.

Terkadang aku rindu dengan pelukan Ibu, aku rindu bacaan dongeng dari Ibu dan aku juga rindu di nyanyiin nina bobo sama Ibu. Tapi, aku sadar aku bukan lagi anak kecil yang harus Ibu manja seperti dulu. Sekarang, aku sudah tumbuh dewasa menjadi pemuda kebanggaan Ibu. Roda dunia telah berputar, kini tiba waktunya, aku lagi yang ngerawat dan ngejaga Ibu seperti yang telah beliau lakuin dulu ke aku. Hm, waktu memang begitu cepat berlalu. Maafin aku yang sering lupa nyium tangan Ibu sebelum pamitan keluar rumah. Maafin aku yang cuma nyium kening Ibu pas hari raya doang. Maafin juga aku yang suka berontak kalau Ibu lagi marah. Aku sayang ibu kok, sumpah. Makasih, karena Ibu telah nyekolahin aku. Makasih, karena Ibu selalu nyediain makanan di rumah buat aku. Makasih juga, karena Ibu sudah mau jadi Ibu yang baik buat aku. I LOVE YOU, MOM. YOU’RE MY EVERYTHING !

Sabtu, 20 Desember 2014

I Can Hear Your Voice

Kemarin gue resmi merasa di PHP-in. Bukan sama cewek, tapi sama salah satu stasiun tv nasional di Indonesia. Ya, dia bernama RCTI yang slogannya OKE itu. Menurut gue sih, di usia dia yang udah menginjak 25 tahun harusnya RCTI udah nentuin buat nyari pasangan hidupnya sendiri. Eh, bukannya nyari pasangan, malah nyiarin live acara nikahannya artis. Huft, dasar payah. Gue sempat mikir gini, Apa RCTI itu homo ya? Apa RCTI gak kepengin nikah? Atau RCTI cuma mau fokus aja di dunia pertelevisian Indonesia? Entahlah, hanya RCTI yang tau maunya seperti apa.

Oke, di tulisan blog kali ini gue pengin nyampain kekecewaan gue yang begitu besar kepada RCTI yang gak menghargai gue sebagai penonton. Kenapa gue ngomong seperti ini? Karena serial drama korea yang baru aja gue tonton 4 hari tiba-tiba di berhentikan tanpa alasan yang jelas. Jujur gue kecewa banget, gue udah rela nunggu di depan tv buat nonton lanjutan serial drama korea itu. Emang tampang gue gak pantas banget buat nonton drama korea? Coba lihat deh muka gue, gimana? Gak pantas kan? Iya juga sih. Ya udah, gue ngerti kok. Gue itam, dekil, dan kutilan. Gak ada koreanya sama sekali. Tapi tolong, kalau mau nayangin serial tv jangan setengah-setengah dong. Masa iya baru 4 hari tayang udah di berhentiin gitu aja, bang RCTI tau gak, gimana perasaan penonton yang udah ngikutin serial drama korea itu dari awal? Tau gak? Ya, gak tau. Sini gue kasih tau deh. Rasanya tuh kayak habis nyatain cinta tapi sama ilusinya doang. Semu gitu, gak tau endingnya gimana. Nyessek kan bang? Mau gue lempar golok bang? Hah? Hargai penontonmu lah, jangan di PHP-in gitu. Gue tau ini lagi musim PHP, tapi gak harus stasiun tv juga keleus yang jadi pelakunya. Malu sama kucing dong, meong, meong, meong.
Adminnya Typo :(
Reaksi penonton yang merasa kecewa
Yang dari tadi nanya judul drama koreanya apa, ssstttttt … emang ada yang nanya? Hm, gak ada sih. Tapi, gak apa-apalah biar jelas aja tulisan gue. Hm, judul drama korea yang di berentikan begitu saja oleh pihak RCTI yang gak bertanggungjawab itu adalah “I CAN HEAR YOU VOICE” yang katanya tayang senin – jumat pukul 13.00 WITA hanya di RCTI yang katanya OKE. Buktinya mana? Kemarin gue udah stay depan tv habis pulang jumatan. Tapi kok, yang tayang “HOME ALONE”? Awalnya gue mikir gini, Apa RCTI lagi di bajak? Atau RCTI sengaja menguji kesabaran penontonnya? Karena penasaran, gue coba nyari info lewat official account twitter RCTI. Di situlah gue temuin klarifikasi RCTI tentang tayangan “I CAN HEAR YOUR VOICE” yang di berhentikan tanpa ada alasan yang jelas. Gue kesal dong, mau memaki tapi gak ada objek. Terpaksa deh gue berkoar-koar di sini. Tolong di maklumi ya, namanya juga manusia. Jadi anak manis, gak boleh menangis. Malu sama kucing. Meong, Meong, Meeooonggg.

Boleh cerita dikit gak? Boleh kok, silahkan. Terima kasih. Iya, sama-sama. I can hear your voice” adalah serial drama korea kedua yang pernah gue tonton. Drama korea pertama yang gue tonton itu “FULL HOUSE” yang pernah tayang di Indosiar, jauh sebelum Indosiar di hiasi oleh naga-naga 3 dimensi dan acara dangdut yang gak jelas seperti sekarang ini. Waktu itu, gue masih SMP dan belum punya hak penuh buat megang remote tv di rumah. Akhirnya, gue terpaksa ngikutin tontonan keluarga gue, kebetulan yang mereka tonton itu drama korea FULL HOUSE dan itulah alasan kenapa gue nonton drama korea yang notabane-nya jauh dari tampang gue. Jadi, kalau ada yang nanya ke gue, kenapa sih lo nonton drama korea? Gak sadar muka lo? Gak malu sama kucing? Meong, meong, meong? Gue sih, cuma bisa jawab gini. “GUE KEPAKSA KAMPREEET! Sebenarnya gue lebih suka nonton FTV di banding drama korea. Apa sih bagusnya drama korea itu? Yang main cewek semua. Lah, kok bisa? Lihat aja muka cowoknya, mulus gitu kek dinding habis di plamor. Cowok korea itu cantik-cantik cuy, gue takut khilaf.
Tuh, lihat cowok korea. Cantik kan?
Hm, kenapa gue bisa nonton serial drama korea “I CAN HEAR YOUR VOICE”? Anda, penasaran? Samma, saya juga. Maafkan gue yang sengaja gunain kalimat acara tv sebelah yang udah gak layak tayang karena larangan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Oke, gue coba jelasin kronologinya, begini. Waktu itu, senin siang. Jam menunjukkan pukul 13.08, gue baru aja selesai santap siang. Angin berhembus begitu kencang, daun-daun kekeringan, haluan hidupku terpisah dengan Isabella, mengapa kita berjumpa, namun akhirnya terpisah, siang jadi hilang di telan kegelapan malam, alam yang terpisah, melenyapkan sebuah kisah. Malu sama kucing, meong, meong, meong. Sembari mengisi kekosongan, gue pun nyalain tv dengan gaya kupu-kupu. Niat menonton FTV, tetapi jam belum menunjukkan pukul 13.30 siang. Karena gue gak sabaran, akhirnya jari gue menekan tombol pengganti channel dan gak sengaja kepencet ke channel RCTI yang katanya OKE. Di situlah, awal gue menonton drama korea tanpa ada unsur paksaan dari keluarga. Gue tengok judulnya, tersirat tulisan “I CAN HEAR YOUR VOICE” di pojok atas kanan layar. Dari judulnya, gue langsung tertarik mengikuti alur cerita yang di tawarkan. Niatnya cuman sampai commercial break pertama, tapi ada daya, gue udah larut dalam alur ceritanya. Jari gue pun gak tega buat mindahin ke channel lain. Alhasil, gue jadi lupa nonton FTV dan makin penasaran dengan kelanjutan cerita drama korea itu. Begitu seterusnya sampai memasuki hari kelima. Hari dimana tontonan drama korea gue di ganti secara sepihak oleh pihak RCTI yang gak bertanggungjawab. Apa-apaan sih ini? Rasanya seperti di gantungin sama gebetan. Gue juga perlu kepastian dan kejelasan, meskipun dalam bentuk suatu tontonan. Jangan gitu dong bang, masa iya gue harus lari ke pasar buat beli CD bajakannya? Gue kan pengangguran, gak punya duit jomblo lagi. Tega lo bang. Tegaaaaa !
Kutipan berita online
Karena rasa penasaran gue yang begitu besar akan kelanjutan cerita dari I CAN HEAR YOUR VOICE, gue coba searching di google dan nemu info dari wikipedia tentang serial tv ini. Ternyata drama korea ini telah tayang setahun yang lalu di salah satu stasiun tv di korea selatan, tepatnya pada 5 juni – 1 agustus 2013 lalu. Jumlah episodenya ada 18 dan di tayangkan setiap rabu dan kamis pukul 21.55 waktu setempat dengan durasi 60 menit/episode. Lengkap kan? Apa perlu gue sebutin juga cast-nya? Ah, gak usah lah, nama-nama orang korea kan aneh-aneh. Dengar namanya aja kuping sulit untuk mencerna, gimana kalau harus sebutin namanya. Bisa-bisa gue kena pasal pencemaran nama baik lagi. Pffttt--- Gue coba lanjut buat nyari videonya di youtube, kali aja ada. Eh, ternyata dapet juga. Tapi, yang jadi masalah itu videonya pakai bahasa korea cuy. Gak ada subtitlenya lagi. Gue nonton kayak orang bego, ibarat bayi yang cuma bisa bengong doang di nang-ning-nang-ning-nungin sama ibunya. Fix, video belum kelar, gue udah keluarin. Bukan karena gak sanggup lihat videonya. Tapi, karena gak sanggup ngelihat kuota gue terbuang percuma. Maklum, pengangguran harus irit. “Sesungguhnya pengangguran yang hebat adalah pengangguran yang mampu menjaga ekonomi-nya dalam keadaan seburuk apapun”. Itu. Halah, ngomong apaan sih gue. Duh, jadi malu ni sama kucing. Meong-meong-meong.

Kekepoan gue terhadap serial tv ini belum selesai. Gue nemu di berita online tentang alasan RCTI memberhentikan tayangan drama korea “I CAN HEAR YOUR VOICE”. Di situ sih, di tuliskan katanya karena #ICHYV (gue singkat) kalah rating dari “UPIN & IPIN” di MNCTV dan re-run PUTIH ABU-ABU di SCTV. What? Hanya karena RATING doang, RCTI tega ngecewain penontonnya? Helloooww, katanya udah 25 tahun di jagat pertelevisian Indonesia. Tapi kok, gini sih. 25 tahun itu bukan waktu yang singkat loh buat ngumpulin segitu banyak penonton di seluruh Indonesia. Butuh program-program yang luar biasa buat menarik minat penonton. Jangan sampai karena gila rating, penonton jadi hilang satu persatu. Penonton pasti kecewa kalau tayangan yang sedang mereka nikmati, tiba-tiba di berhentiin gitu aja. “Tapi ratingnya rendah, Mz?” Jawab salah satu crew RCTI (ceritanya ngayal). Gue jawab gini, “Penonton gak ngerti rating, Mz. Penonton taunya cuman nikmatin tayangan yang menurut mereka menarik. Just it.” Kalaupun tayangan itu sukses dengan rating yang tinggi, menurut gue itu adalah berkah bagi pemilik dan semua yang terlibat di dalam stasiun tv tersebut. Oke, gue emang masih awam soal marketing di dunia pertelevisian. Gue gak tau seberapa besar peran penting rating dalam suatu program tayangan. Apa kalau ratingnya rendah, pihak stasiun tv akan rugi besar? Jujur, gue gak tau. Di sini gue menempatkan diri sebagai seorang penonton. Penonton yang merasa kecewa karena tayangan favoritnya di berhentikan gitu aja. Gue bisa ngomong kayak gini juga karena spontanitas kekesalan yang gue rasain.

Oke, gue buang nafas dulu biar agak tenangan dikit ngomongnya. Huft--- Maksud gue gini. Apa harus, mengecewakan penonton hanya karena rating semata? Yakin, penonton gak akan lari dari channel anda? Apa gak ada solusi lain selain memberhentikan tayangan yang ratingnya rendah? Menurut gue, stasiun tv yang besar adalah stasiun tv yang menghargai penontonnya. Gak peduli rating programnya kalah dari program tv tetangga. Selalu punya solusi buat kembangin program-programnya. Itu aja sih. Nah, sebagai penutup. Gue punya saran buat RCTI biar makin OKE. Lain waktu, kalau programnya kalah rating dari program tetangga, programnya jangan di berhentiin ya. Karena, gak semua program yang ratingnya rendah itu gak menarik. Mungkin, penempatan jam tayangnya aja yang salah. Terus, perhatiin juga saingan programnya ya, kalau udah tau saingannya punya rating lebih tinggi, programnya jangan di tayangin di jam yang sama dong, oke? Simple-kan---Uh, gue cipok juga nih. Ngerti kan, RCTI ngerti kan? Gue gak masalah kok, “I CAN HEAR YOUR VOICE” mau di tayangin jam berapa, mau pagi, mau siang atau tengah malam sekalipun gue gak masalah. Freelance is Free, gue punya banyak waktu luang buat menonton tayangan favorit gue. Asal jangan di tayangin pas subuh, Mz. Pengangguran juga butuh tidur. Kalau ngebet di tayangin subuh sih, ganti aja judulnya jadi “I CAN’T WATCHING YOU ANYMORE”. Hm, mungkin itu aja dari gue, belum tentu juga apa yang gue omongin itu benar adanya. Gue cuma berpendapat aja, negara ini kan bebas akan berpendapat. So, why gotta be so rude? Kenapa gue harus diam, di saat gue merasa ada yang ngeganjal di hati gue? Kalau kata Aron sih, SKAHA! Kalau kata kamu apa? Ah? Bye-Maksimal? #BOOM

Kamis, 18 Desember 2014

Biduan Dangdut Hajatan

Hampir di setiap kondangan yang gue jumpai, baik itu di pedesaan, di perumahan, di pinggir jalan, bahkan sampai di perkotaan, selalu saja gue melihat ada biduan dangdut hajatan. Entah mengapa kondangan selalu identik dengan biduan dangdut. Mungkin jauh sebelum gue terlahir di dunia, tradisi ini sudah mendarah daging sejak dahulu kala. Apakah tradisi ini sudah ada sejak jaman bahtera nabi Nuh? Ataukah tradisi ini baru muncul saat Pak Soekarno selesai membacakan naskah proklamasi kemerdekaan? Kalo iya, waktu itu yang jadi biduan dangdutnya siapa dong? Masa iya yang jadi biduan dangdutnya itu Ibu Megawati? Kan gak mungkin, Ibu Megawati yang masih di bawah umur harus nyanyi dangdut sambil hand stand kemudian koprol terus ngomong ke rakyat “Majalengka di goyang, Azeekk”. Kemudian para rakyat yang sedang berada di bawah panggung berkata “Aselole Joss”. Gue masih mikir, kira-kira ekspresi wajah rakyat yang baru saja merasakan kemerdekaan itu seperti apa ya? Masa iya mereka harus nyawer Ibu Megawati sih? Ah, sudahlah. Kepala gue makin error tiap mikirin asal usul biduan dangdut itu darimana.

Berhubung gue terlahir di era kemajuan teknologi yang begitu pesat dan karena guenya juga masih penasaran dengan sejarah munculnya biduan dangdut. Akhirnya, gue coba searching di google tentang sejarah masuknya biduan dangdut di Indonesia. Namun, yang muncul  bukanlah yang gue maksud, ternyata yang muncul itu masuknya Islam pertama kali di Indonesia. Aduh, kalau itu gue udah tahu dari jaman SMP dulu. Mau gak mau, gue harus nyari info lebih jauh lagi. Gue coba tanya ke kakek gue, kali aja di tau banyak soal sejarah perdangdutan di Indonesia. “Kek, siapa sih yang membawa pengaruh dangdut di Indonesia?”, kata gue. “Yang gagal nyalonin diri di pilpres lalu itu nak” jawab kakek. “Oh, Rhoma Irama ya kek” sambar gue. “Iya nak” jawab kakek singkat. Kemudian gue berlalu pergi dan coba buat berpikir kembali. Hm, Rhoma Irama kan cowok. Tapi kok, biduan dangdut bisa ada ya? Jangan-jangan pelopor biduan dangdut itu istrinya sendiri. Dengar-dengar dia punya banyak istri, daripada nganggur lebih baik dia memperkerjakannya sebagai biduan dangdut hajatan. Kan, lumayan buat nambah biaya sehari-hari di rumah. Oke fix, gue mulai tau sedikit asal muasal biduan dangdut. Hoyeeeaaaahhh !

Lupakan soal asal mula biduan dangdut. Sekarang gue lebih tertarik ngebahas tingkah laku para biduan dangdut hajatan yang konon katanya ekstrim dan di luar nalar manusia normal, sampai gak layak tayang di televisi manapun. Menurut pengamatan gue, setelah cukup sering melihat tingkah spontanitas para biduan dangdut langsung dari TKP. Gue cuma bisa berkata “Unbelievable”. Gak semua wanita setangguh dan sekuat mereka. Biduan dangdut hajatan bisa melakukan gerakan hand stand, kayang, koprol, roll kedepan, salto kebelakang, sikap lilin, dan memanjat tiang panggung dalam satu kali penampilannya pada situasi panggung yang kecil. Buat gue itu luar biasa, gue aja gak bisa bayangin kalau gue yang harus ngelakuin semua gerakan itu di atas panggung. Sebagai penonton yang baik kita harusnya menyawer mereka sebagai rasa terima kasih karena telah di suguhkan sebuah pertunjukan yang luar biasa. Hm, memang butuh stamina yang kuat untuk melakukan semua gerakan yang ekstrim itu. Gue sempat mikir, apa ada audisi terlebih dahulu sebelum menjadi seorang biduan dangdut hajatan? Atau mungkin ada sekolah khusus untuk menjadi biduan dangdut professional? Entahlah, gue gak mau mikir sampai sejauh itu. Capek coy ! Huft~


Sebagai paragraf terakhir dari tulisan ini, gue pengin ngasih kesimpulan sedikit. Kenapa? Biar kelihatan keren aja. Haha--- Hm, Janganlah memandang rendah profesi seseorang selama yang mereka kerjakan itu tergolong halal di mata agama. Walaupun hanya sebagai biduan dangdut hajatan. Tapi, selalu ada keringat yang jatuh bercucuran demi mendapatkan sesuap nasi. Gak semua orang bisa melakukan profesi ini, perlu skill tinggi dan kerja keras buat menjadi seorang biduan dangdut hajatan. Meskipun penghasilannya gak menentu, mereka selalu mensyukuri rejeki yang telah di berikan kepadanya. Harusnya kita bisa bercermin pada mereka. Gue nulis seperti ini bukan karena gue lagi dekat dengan seorang biduan dangdut hajatan. Tapi, gue cuma ingin membuka mata kalian yang selalu saja memandang sebelah mata pekerjaan yang mereka geluti. Setidaknya kalian bisa sedikit respect lah kepada mereka para biduan dangdut hajatan. Mereka juga manusia, sama seperti kita.

Sabtu, 13 Desember 2014

Ngomongin Kejelekan Orang Di Atas Motor

Apa sih, yang membuat kalian kesal banget kalo lagi di jalan? Macet? Iya, itu pasti. Gue juga sering kesal kalo lagi kena razia kantip macet di jalan. Bawaannya pengin terbang aja biar bisa kencingin mobil-mobil dari atas. Hm, gue nekat nggak? Nggak sih, ekstrim, iya. Eh kok, gue ngejawab sendiri gini sih? Ya udah, sebelum gue makin ngaco dan nyaris gila, ada baiknya gue ceritain kegelisahan gue selama seminggu tidur di jalanan, maksudnya mengamati jalanan di tengah kota. Maklum sebagai pemuda yang cinta kompleks, gue jarang banget keluar dari kompleks gue, mau ngapain aja, gue tetap di kompleks. Huh, dasar anak kompleks kampungan! Mamaaa …

Hm, gue selalu merasa berdosa banget kalo lagi di atas motor, mau gue yang bawa, mau gue yang di bonceng, tetap aja gue ngerasa berdosa. Mau tau kenapa? Karena berada di jalan memungkinkan mata dan mulut bekerja secara spontan, nggak harus nunggu perintah dari otak terlebih dahulu. Di jalan kita pasti banyak ngeliat kejadian baik itu dari pejalan kaki maupun sesama pengemudi kendaraan dan entah kenapa mulut terasa gatal banget pengin ngomentarin kelakuan atau kejanggalan mereka. Nah, itulah yang ngebuat dosa gue bertambah lagi. Sekali pun gue nggak pengin ngomentarin, eh teman gue yang dibelakang nyelutuk juga, gue kan nggak enak kalo nggak ngerespon celetukan teman gue. Akhirnya, gue dosa lagi deh. Dosanya double lagi, karena gue ngedenger dulu terus ikutan ngomongin orang. Orang yang di omongin juga nggak gue kenal, kan kasian juga dianya, nggak punya salah, tiba-tiba aja di gosipin di atas motor, berdua lagi. Yah, kalo sendiri sih, bukan bergosip namanya.

Hampir setiap gue bawa motor, apalagi gue bawa boncengan dibelakang. Pasti ada aja orang yang nggak bersalah gue komentarin. Ada dikit aja yang aneh dimata gue, gue langsung nyeletuk keteman gue, begitupun sebaliknya, kalo teman gue ngeliat hal yang aneh sepanjang perjalanan pasti dia nyeletuk juga, nggak mau kalah rupanya. Gue kasih contoh deh, misalnya gue ngeliat ada orang yang bawa motor terus pantatnya menyimpang gitu, maksudnya duduknya miring, bahkan pantatnya cuma dapat tempat di sadel setengah doang, yang setengahnya lagi harus offside keluar arena sadel. Aneh kan? Gue bingung, kenapa sih harus gitu bawa motornya? Apa itu zona nyamannya dia? Atau emang pantatnya lagi bisulan? Entahlah, gue di paksa berasumsi dan menerawang terlalu jauh.

Ada banyak keanehan yang bisa kalian temuin di jalanan dan membuat kalian harus ngomentarin sekreatif mungkin keanehan yang kalian jumpain di sepanjang perjalanan kalian. Ngeliat cowok ngeboncengin cewek aja kalo menurut kalian ada yang janggal, pasti kalian komentarin juga. Arti janggal yang gue maksud itu cowoknya nyaris hancur, apanya? Iya, mukanya. Terus ceweknya itu sebelas duabelas sama muka raisa yang baru aja keluar dari salon kecantikan. Kan, nggak banget. Kalian harus ngelihat mereka di atas motor, pelukan lagi. Ganggu banget deh. Niscaya dalam sepersekian detik kalian pasti nyelutuk dan coba berasumsi kalo tuh cowok pasti punya dukun yang hebat, nggak sehebat dukun kalian. Harusnya kalian nyamperin dan nanyain ke cowok itu buat join bareng dukun kenalannya, siapa tau aja berkah. Kalau pun kalian nggak nyeletuk, pasti boncengan kalian yang nyamber duluan dengan celetukannya. Gue yakin itu. Dan kalian harus ikhlas kena dosa double seperti yang gue alamin.

Sebenarnya masih banyak sih contoh yang lainnya, tapi gue takut nambah dosa lagi. Ya, walaupun gue nggak ngomong, tapi gue kan nulis. Sama aja, kena dosa juga. Malah dosanya lebih banyak lagi, karena ngomongin orang lewat tulisan dan itu sifatnya permanen. Hm, parah. Gue pernah mikir, gimana sih biar gue kalo bawa motor nggak harus ngomentarin orang di jalan lagi? Apa gue harus pake penutup mata, biar nggak ngeliat hal yang aneh di jalan? Kan, nggak mungkin. Bisa-bisa gue nabrak lagi. Apa gue harus jahit mulut gue biar nggak asal ngomentarin orang di jalan? Ah, percuma. Selain itu sakit, itu juga nggak efektif, kan masih bisa ngomong dalam hati. Gue jadi bingung dan nyaris frustasi buat nyari solusi agar terhindar dari dosa di atas motor sendiri. Gue coba merenung di dalam kamar semalaman, berharap ada ilham yang turun dari atas langit-langit kamar gue. Sembari nunggu ilham itu tiba, gue iseng dengarin lagu pake headset sambil baring terlentang tanpa busana. Eh, ternyata gue ketiduran. Mungkin, karena keasyikan dengar lagunya. Playlistnya juga sih, lagu melow pengantar tidur. Ala-ala payung teduh gitu deh.

Akhirnya, gue coba terapin kebiasaan gue ngedengar lagu pake headset sebelum tidur ke saat gue lagi bawa motor. Halah, ngomong apaan sih gue. Maksudnya, sekarang gue kalo bawa motor harus pake headset sambil ngedengerin lagu yang selauuu-selauuu gitu. Yah, walaupun itu dilarang oleh polantas. Setidaknya itu bisa ngalihin fokus gue ke orang-orang yang terlihat aneh di jalan. Gue jadi lebih fokus melihat kedepan dan fokus ngedengerin playlist gue yang selauuu itu. Terkadang gue juga jadi nyanyi sendiri di jalan, nggak peduli suara ini seperti kapal pecah, gue tetap nyanyi aja. #SKAHA Eh, ternyata boncengan gue ngomongin gue dari belakang. Apaan sih ini orang nyanyi-nyanyi nggak jelas gitu, suara kayak kapal pecah aja pengin nyanyi, punya kuping nggak sih lo. Gue sih, pura-pura aja nggak dengar, yang dosa kan teman gue. Akhirnya gue juga ngerasain nggak enaknya di omongin orang itu seperti apa, teman sendiri lagi. Secara nggak langsung teman gue berhasil nyadarin gue, kalo ngomongin orang itu nggak baik. Kita belum tentu lebih baik dari mereka (orang yang kita omongin). Semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, nggak harus saling ngomongin kejelekan. Harusnya kita memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik buat kedepannya, selain itu baik buat kita, itu juga baik buat orang lain.

“ Belajarlah Mensyukuri Kelebihan Kalian dan Belajarlah Menghargai kekurangan Orang Lain”

Keresahan Sepanjang Tahun 2014

Nah, ini kali pertama gue ngepost via laptop. Meskipun laptopnya pinjaman dan gue nggak punya waktu yang lama buat numpang menulis disini. Tapi, gue tetap semangat kok, nulisnya. Kali ini enaknya bahas apa ya? Ada yang bisa bantu, nggak? Oh, nggak ada ya. Huft ~ Baiklah, gue mau bahas yang ringan aja, tentang keresahan gue selama tahun 2014 ini. Tahun 2014 adalah tahun yang nggak bersahabat dengan gue. Kenapa? Karena gue lebih banyak mengeluhnya ketimbang menikmati setiap hari di tahun ini. Satu-satunya moment yang membuat gue ngerasa senang adalah gue bisa menonton gelaran “World Cup” lagi. Kebetulan ajang FIFA yang digelar tiap 4 tahun sekali ini di selenggarakan pada tahun 2014 di Brazil sana. Gue emang suka banget nonton bola, apalagi kalau yang main itu bintang-bintang bollywood dari Manchester City. Gue paling suka ngelihat Shaheer Sheikh Sergio Aguero main. Katanya muka gue mirip banget sama Aguero, iya. Kata gue sendiri (mencoba menghibur diri). Oke, cukup. Langsung saja gue paparin beberapa keresahan gue selama tahun 2014 yang nggak bersahabat ini.

PERTAMA
GUE JOMBLO NGGAK PUNYA PACAR

Tahun ini gue fix nggak punya pacar. Mengawali pergantian tahun dengan perasaan galau karena belum bisa ngelupain kenangan bersama mantan itu rasanya aselole joss berat banget. Harus bisa terlihat tegar dimana saja, bahkan di kamar sekalipun gue harus terlihat kuat. Harus siap dengan pertanyaan teman “Si dia kemana? Kok, nggak bareng dia lagi?”. Harus siap juga dengan bully-an para sahabat. Tahun ini gue harus terbiasa dengan kesendirian, nggak ada lagi pacar, nggak ngantar-jemput lagi, nggak dapat jatah perhatian lagi. Yah, semuanya akan terasa mudah, tergantung seberapa cepat gue beradaptasi dengan keadaan ini.

KEDUA
GUE NGANGGUR NGGAK PUNYA KEGIATAN TETAP

Tahun ini juga gue fix berhenti berkuliah. Proses perkuliahan gue harus terhenti di semester ke lima. Kalau gue cerita kenapa gue milih buat stop berkuliah, kepanjangan. Ceritanya panjang dan biarlah ini menjadi sejarah hidup gue. Mengawali tahun tanpa kegiatan membuat gue kehilangan kejantanan arah hidup. Gue yang biasanya punya tujuan buat ke kampus, kini harus stay di rumah dan nggak ngapa-ngapain. Gue jadi bingung harus ngabisin waktu buat apa. Kadang gue iri dengan adik gue yang selalu sibuk dengan semua kegiatannya. Gue juga iri dengan sahabat gue yang udah nyaman dengan pekerjaannya. Gue ngerasa ketinggalan jauh dari mereka semua. Sampe tiba saatnya gue mikir buat nyimpan semua kerasahan gue dalam bentuk tulisan. Setidaknya gue selalu ngerasa lega setiap kelar numpahin keresahan gue. Beginilah cara gue mengisi waktu luang gue yang habis terbuang karena kelamaan jomblo kekosongan.

KETIGA
GUE SELALU BERHASIL GAGAL MENDAPATKAN PEKERJAAN

Setelah merasa gagal dibidang tarik suara pendidikan, gue coba mengadu nasib dengan melamar pekerjaan. Niatnya sih, biar nggak nyusahin orang tua. Gue pengin banget ngerasahin susahnya nyari duit itu seperti apa. Biar gue paham betapa beratnya pengorbanan orang tua gue. Tapi, apa mau dikata, gue selalu gagal mendapat pekerjaan. Gue udah coba melamar keperusahaan sana perusahaan ini, sampai sebagai penjaga toko pun, gue tetap saja nggak keterima. Semuanya berakhir di pelaminan interview. Mungkin karena gue jarang berolahraga beribadah, makanya rejeki itu nggak kunjung tiba.

KEEMPAT
GUE SERING KENA CIPOK MARAH DIRUMAH

Karena gue kerjanya cuma ngejagain lilin bangun-makan-mandi-tidur-bangun lagi dirumah. Akhirnya gue sering kena marah (siraman kalbu) sama orang tua gue. Kuping gue sampai mendidih saking panasnya ngedengerin mereka secara bergantian nyeramahin gue. Gue sadar kok, gue paham maksud mereka yang mulai tampak risih ngelihat kekosongan gue. Gue udah usaha kok buat nyari pacar lagi kesibukan dengan ngebantu pekerjaan rumah, ya walaupun passion gue bukan disitu, tapi gue tetap usaha kok buat nyenengin hati mereka. Gue ngerasa jadi Aliando serba salah, stay dirumah salah, kelamaan diluar rumah juga salah. Mau minggat dari rumah, namun apa daya dana nggak ada.

KELIMA
GUE NGALAMIN PENINGKATAN PENURUNAN FINANCIAL

Karena nggak ada kegiatan sama sekali, keuangan gue pun terusik dan mengalami penurunan yang begitu signifikan. Biasanya gue bisa dapat jajan 20k-30k dalam sehari, sekarang gue cuma diberi jajan 5k-8k dalam sehari. Kalau lagi apes, gue bisa nggak dikasi duit jajan sama sekali. Amsyong dah, ini salah satu alasan kenapa gue lebih milih jadi anak menteri kompleks. Gue jadi jarang ke Mall lagi, gue jarang nginjak bioskop lagi, gue jadi sering menghindar dari ajakan teman-teman buat tadarusan hangout bareng. Pahit sih, kalau nggak megang duit, nggak ada modal buat dekatin banci cewek. Ya, karena inilah yang ngebuat gue nyandang status jomblo yang berkepanjangan, deritanya tiada akhir. Hiks ~

Dari kelima keresahan yang gue alami selama tahun 2014 ini, gue bisa menarik kesimpulan. Semua ini hanya tentang kesiapan mental, seberapa kuat mental gue harus ngadapin tahun ini dengan penuh senyuman. Karena gue percaya akan filosofi kalimat “Dibalik sebuah kejadian pasti ada sebuah hikmah” gue tetap semangat ngejalanin ini semua, meski masih sering ada keluhan. Gue anggap itu sebagai bumbu suatu proses menuju kedewasaan. Gue banyak mendapat pelajaran dari semua keresahan hidup gue. Mulai dari belajar ikhlas, mencoba merelakan kepergian seseorang yang nggak lagi bersama kita (pacar). Bagaimana cara beradaptasi dengan suasana yang baru, meskipun butuh proses yang cukup lama, setidaknya gue akan terbiasa nantinya. Berdiam diri di rumah emang membosankan, tapi gue selalu mengisinya dengan hal positif, ngebantu ngerjain pekerjaan rumah misalnya. Gue juga belajar berusaha, meskipun gue belum mendapatkan pekerjaan tetap, gue nggak perlu berputus asa, nggak ada yang instan di dunia ini, semua butuh proses buat ngebantu kita lebih maju lagi kedepannya. Sampai sekarang pun gue masih suka ngelempar lamaran kerja kesana kemari. Kelak, Tuhan pasti nunjukin jalan karir gue seperti apa dan gue yakin akan hal itu. Gue juga senang kok, meskipun kuping ini harus berdarah-darah karena setiap hari ngedengar celotehan petuah dari orang tua. Dengan mereka begitu, itu tandanya mereka masih sayang dan pengin ngelihat gue maju. Dan walaupun duit jajan gue harus kepangkas secara drastis, gue tetap dapat ilmunya kok, ilmu yang gue sebut rasengan penghematan. Dimana gue dituntut buat memanage keuangan yang sangat minim buat ngecukup-cukupin kebutuhan gue setiap hari. Gue jajan seperlunya saja, kalau ada lebihnya, ya gue tabunglah buat jaga-jaga kalau nantinya gue apes nggak di kasih jajan sama orang tua. Udah malu juga ngemis mulu sama mereka. Dan satu yang pasti, gue bersyukur banget masih diberi umur panjang buat ngelewatin dan ngerasain hari demi hari di tahun ini. Semoga ditahun berikutnya gue bisa lebih banyak tersenyum ketimbang mengeluhkan hal yang nggak sepatutnya gue keluhkan. Amin :)