Sabtu, 13 Desember 2014

Keresahan Sepanjang Tahun 2014

Nah, ini kali pertama gue ngepost via laptop. Meskipun laptopnya pinjaman dan gue nggak punya waktu yang lama buat numpang menulis disini. Tapi, gue tetap semangat kok, nulisnya. Kali ini enaknya bahas apa ya? Ada yang bisa bantu, nggak? Oh, nggak ada ya. Huft ~ Baiklah, gue mau bahas yang ringan aja, tentang keresahan gue selama tahun 2014 ini. Tahun 2014 adalah tahun yang nggak bersahabat dengan gue. Kenapa? Karena gue lebih banyak mengeluhnya ketimbang menikmati setiap hari di tahun ini. Satu-satunya moment yang membuat gue ngerasa senang adalah gue bisa menonton gelaran “World Cup” lagi. Kebetulan ajang FIFA yang digelar tiap 4 tahun sekali ini di selenggarakan pada tahun 2014 di Brazil sana. Gue emang suka banget nonton bola, apalagi kalau yang main itu bintang-bintang bollywood dari Manchester City. Gue paling suka ngelihat Shaheer Sheikh Sergio Aguero main. Katanya muka gue mirip banget sama Aguero, iya. Kata gue sendiri (mencoba menghibur diri). Oke, cukup. Langsung saja gue paparin beberapa keresahan gue selama tahun 2014 yang nggak bersahabat ini.

PERTAMA
GUE JOMBLO NGGAK PUNYA PACAR

Tahun ini gue fix nggak punya pacar. Mengawali pergantian tahun dengan perasaan galau karena belum bisa ngelupain kenangan bersama mantan itu rasanya aselole joss berat banget. Harus bisa terlihat tegar dimana saja, bahkan di kamar sekalipun gue harus terlihat kuat. Harus siap dengan pertanyaan teman “Si dia kemana? Kok, nggak bareng dia lagi?”. Harus siap juga dengan bully-an para sahabat. Tahun ini gue harus terbiasa dengan kesendirian, nggak ada lagi pacar, nggak ngantar-jemput lagi, nggak dapat jatah perhatian lagi. Yah, semuanya akan terasa mudah, tergantung seberapa cepat gue beradaptasi dengan keadaan ini.

KEDUA
GUE NGANGGUR NGGAK PUNYA KEGIATAN TETAP

Tahun ini juga gue fix berhenti berkuliah. Proses perkuliahan gue harus terhenti di semester ke lima. Kalau gue cerita kenapa gue milih buat stop berkuliah, kepanjangan. Ceritanya panjang dan biarlah ini menjadi sejarah hidup gue. Mengawali tahun tanpa kegiatan membuat gue kehilangan kejantanan arah hidup. Gue yang biasanya punya tujuan buat ke kampus, kini harus stay di rumah dan nggak ngapa-ngapain. Gue jadi bingung harus ngabisin waktu buat apa. Kadang gue iri dengan adik gue yang selalu sibuk dengan semua kegiatannya. Gue juga iri dengan sahabat gue yang udah nyaman dengan pekerjaannya. Gue ngerasa ketinggalan jauh dari mereka semua. Sampe tiba saatnya gue mikir buat nyimpan semua kerasahan gue dalam bentuk tulisan. Setidaknya gue selalu ngerasa lega setiap kelar numpahin keresahan gue. Beginilah cara gue mengisi waktu luang gue yang habis terbuang karena kelamaan jomblo kekosongan.

KETIGA
GUE SELALU BERHASIL GAGAL MENDAPATKAN PEKERJAAN

Setelah merasa gagal dibidang tarik suara pendidikan, gue coba mengadu nasib dengan melamar pekerjaan. Niatnya sih, biar nggak nyusahin orang tua. Gue pengin banget ngerasahin susahnya nyari duit itu seperti apa. Biar gue paham betapa beratnya pengorbanan orang tua gue. Tapi, apa mau dikata, gue selalu gagal mendapat pekerjaan. Gue udah coba melamar keperusahaan sana perusahaan ini, sampai sebagai penjaga toko pun, gue tetap saja nggak keterima. Semuanya berakhir di pelaminan interview. Mungkin karena gue jarang berolahraga beribadah, makanya rejeki itu nggak kunjung tiba.

KEEMPAT
GUE SERING KENA CIPOK MARAH DIRUMAH

Karena gue kerjanya cuma ngejagain lilin bangun-makan-mandi-tidur-bangun lagi dirumah. Akhirnya gue sering kena marah (siraman kalbu) sama orang tua gue. Kuping gue sampai mendidih saking panasnya ngedengerin mereka secara bergantian nyeramahin gue. Gue sadar kok, gue paham maksud mereka yang mulai tampak risih ngelihat kekosongan gue. Gue udah usaha kok buat nyari pacar lagi kesibukan dengan ngebantu pekerjaan rumah, ya walaupun passion gue bukan disitu, tapi gue tetap usaha kok buat nyenengin hati mereka. Gue ngerasa jadi Aliando serba salah, stay dirumah salah, kelamaan diluar rumah juga salah. Mau minggat dari rumah, namun apa daya dana nggak ada.

KELIMA
GUE NGALAMIN PENINGKATAN PENURUNAN FINANCIAL

Karena nggak ada kegiatan sama sekali, keuangan gue pun terusik dan mengalami penurunan yang begitu signifikan. Biasanya gue bisa dapat jajan 20k-30k dalam sehari, sekarang gue cuma diberi jajan 5k-8k dalam sehari. Kalau lagi apes, gue bisa nggak dikasi duit jajan sama sekali. Amsyong dah, ini salah satu alasan kenapa gue lebih milih jadi anak menteri kompleks. Gue jadi jarang ke Mall lagi, gue jarang nginjak bioskop lagi, gue jadi sering menghindar dari ajakan teman-teman buat tadarusan hangout bareng. Pahit sih, kalau nggak megang duit, nggak ada modal buat dekatin banci cewek. Ya, karena inilah yang ngebuat gue nyandang status jomblo yang berkepanjangan, deritanya tiada akhir. Hiks ~

Dari kelima keresahan yang gue alami selama tahun 2014 ini, gue bisa menarik kesimpulan. Semua ini hanya tentang kesiapan mental, seberapa kuat mental gue harus ngadapin tahun ini dengan penuh senyuman. Karena gue percaya akan filosofi kalimat “Dibalik sebuah kejadian pasti ada sebuah hikmah” gue tetap semangat ngejalanin ini semua, meski masih sering ada keluhan. Gue anggap itu sebagai bumbu suatu proses menuju kedewasaan. Gue banyak mendapat pelajaran dari semua keresahan hidup gue. Mulai dari belajar ikhlas, mencoba merelakan kepergian seseorang yang nggak lagi bersama kita (pacar). Bagaimana cara beradaptasi dengan suasana yang baru, meskipun butuh proses yang cukup lama, setidaknya gue akan terbiasa nantinya. Berdiam diri di rumah emang membosankan, tapi gue selalu mengisinya dengan hal positif, ngebantu ngerjain pekerjaan rumah misalnya. Gue juga belajar berusaha, meskipun gue belum mendapatkan pekerjaan tetap, gue nggak perlu berputus asa, nggak ada yang instan di dunia ini, semua butuh proses buat ngebantu kita lebih maju lagi kedepannya. Sampai sekarang pun gue masih suka ngelempar lamaran kerja kesana kemari. Kelak, Tuhan pasti nunjukin jalan karir gue seperti apa dan gue yakin akan hal itu. Gue juga senang kok, meskipun kuping ini harus berdarah-darah karena setiap hari ngedengar celotehan petuah dari orang tua. Dengan mereka begitu, itu tandanya mereka masih sayang dan pengin ngelihat gue maju. Dan walaupun duit jajan gue harus kepangkas secara drastis, gue tetap dapat ilmunya kok, ilmu yang gue sebut rasengan penghematan. Dimana gue dituntut buat memanage keuangan yang sangat minim buat ngecukup-cukupin kebutuhan gue setiap hari. Gue jajan seperlunya saja, kalau ada lebihnya, ya gue tabunglah buat jaga-jaga kalau nantinya gue apes nggak di kasih jajan sama orang tua. Udah malu juga ngemis mulu sama mereka. Dan satu yang pasti, gue bersyukur banget masih diberi umur panjang buat ngelewatin dan ngerasain hari demi hari di tahun ini. Semoga ditahun berikutnya gue bisa lebih banyak tersenyum ketimbang mengeluhkan hal yang nggak sepatutnya gue keluhkan. Amin :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar