Sabtu, 20 Desember 2014

I Can Hear Your Voice

Kemarin gue resmi merasa di PHP-in. Bukan sama cewek, tapi sama salah satu stasiun tv nasional di Indonesia. Ya, dia bernama RCTI yang slogannya OKE itu. Menurut gue sih, di usia dia yang udah menginjak 25 tahun harusnya RCTI udah nentuin buat nyari pasangan hidupnya sendiri. Eh, bukannya nyari pasangan, malah nyiarin live acara nikahannya artis. Huft, dasar payah. Gue sempat mikir gini, Apa RCTI itu homo ya? Apa RCTI gak kepengin nikah? Atau RCTI cuma mau fokus aja di dunia pertelevisian Indonesia? Entahlah, hanya RCTI yang tau maunya seperti apa.

Oke, di tulisan blog kali ini gue pengin nyampain kekecewaan gue yang begitu besar kepada RCTI yang gak menghargai gue sebagai penonton. Kenapa gue ngomong seperti ini? Karena serial drama korea yang baru aja gue tonton 4 hari tiba-tiba di berhentikan tanpa alasan yang jelas. Jujur gue kecewa banget, gue udah rela nunggu di depan tv buat nonton lanjutan serial drama korea itu. Emang tampang gue gak pantas banget buat nonton drama korea? Coba lihat deh muka gue, gimana? Gak pantas kan? Iya juga sih. Ya udah, gue ngerti kok. Gue itam, dekil, dan kutilan. Gak ada koreanya sama sekali. Tapi tolong, kalau mau nayangin serial tv jangan setengah-setengah dong. Masa iya baru 4 hari tayang udah di berhentiin gitu aja, bang RCTI tau gak, gimana perasaan penonton yang udah ngikutin serial drama korea itu dari awal? Tau gak? Ya, gak tau. Sini gue kasih tau deh. Rasanya tuh kayak habis nyatain cinta tapi sama ilusinya doang. Semu gitu, gak tau endingnya gimana. Nyessek kan bang? Mau gue lempar golok bang? Hah? Hargai penontonmu lah, jangan di PHP-in gitu. Gue tau ini lagi musim PHP, tapi gak harus stasiun tv juga keleus yang jadi pelakunya. Malu sama kucing dong, meong, meong, meong.
Adminnya Typo :(
Reaksi penonton yang merasa kecewa
Yang dari tadi nanya judul drama koreanya apa, ssstttttt … emang ada yang nanya? Hm, gak ada sih. Tapi, gak apa-apalah biar jelas aja tulisan gue. Hm, judul drama korea yang di berentikan begitu saja oleh pihak RCTI yang gak bertanggungjawab itu adalah “I CAN HEAR YOU VOICE” yang katanya tayang senin – jumat pukul 13.00 WITA hanya di RCTI yang katanya OKE. Buktinya mana? Kemarin gue udah stay depan tv habis pulang jumatan. Tapi kok, yang tayang “HOME ALONE”? Awalnya gue mikir gini, Apa RCTI lagi di bajak? Atau RCTI sengaja menguji kesabaran penontonnya? Karena penasaran, gue coba nyari info lewat official account twitter RCTI. Di situlah gue temuin klarifikasi RCTI tentang tayangan “I CAN HEAR YOUR VOICE” yang di berhentikan tanpa ada alasan yang jelas. Gue kesal dong, mau memaki tapi gak ada objek. Terpaksa deh gue berkoar-koar di sini. Tolong di maklumi ya, namanya juga manusia. Jadi anak manis, gak boleh menangis. Malu sama kucing. Meong, Meong, Meeooonggg.

Boleh cerita dikit gak? Boleh kok, silahkan. Terima kasih. Iya, sama-sama. I can hear your voice” adalah serial drama korea kedua yang pernah gue tonton. Drama korea pertama yang gue tonton itu “FULL HOUSE” yang pernah tayang di Indosiar, jauh sebelum Indosiar di hiasi oleh naga-naga 3 dimensi dan acara dangdut yang gak jelas seperti sekarang ini. Waktu itu, gue masih SMP dan belum punya hak penuh buat megang remote tv di rumah. Akhirnya, gue terpaksa ngikutin tontonan keluarga gue, kebetulan yang mereka tonton itu drama korea FULL HOUSE dan itulah alasan kenapa gue nonton drama korea yang notabane-nya jauh dari tampang gue. Jadi, kalau ada yang nanya ke gue, kenapa sih lo nonton drama korea? Gak sadar muka lo? Gak malu sama kucing? Meong, meong, meong? Gue sih, cuma bisa jawab gini. “GUE KEPAKSA KAMPREEET! Sebenarnya gue lebih suka nonton FTV di banding drama korea. Apa sih bagusnya drama korea itu? Yang main cewek semua. Lah, kok bisa? Lihat aja muka cowoknya, mulus gitu kek dinding habis di plamor. Cowok korea itu cantik-cantik cuy, gue takut khilaf.
Tuh, lihat cowok korea. Cantik kan?
Hm, kenapa gue bisa nonton serial drama korea “I CAN HEAR YOUR VOICE”? Anda, penasaran? Samma, saya juga. Maafkan gue yang sengaja gunain kalimat acara tv sebelah yang udah gak layak tayang karena larangan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Oke, gue coba jelasin kronologinya, begini. Waktu itu, senin siang. Jam menunjukkan pukul 13.08, gue baru aja selesai santap siang. Angin berhembus begitu kencang, daun-daun kekeringan, haluan hidupku terpisah dengan Isabella, mengapa kita berjumpa, namun akhirnya terpisah, siang jadi hilang di telan kegelapan malam, alam yang terpisah, melenyapkan sebuah kisah. Malu sama kucing, meong, meong, meong. Sembari mengisi kekosongan, gue pun nyalain tv dengan gaya kupu-kupu. Niat menonton FTV, tetapi jam belum menunjukkan pukul 13.30 siang. Karena gue gak sabaran, akhirnya jari gue menekan tombol pengganti channel dan gak sengaja kepencet ke channel RCTI yang katanya OKE. Di situlah, awal gue menonton drama korea tanpa ada unsur paksaan dari keluarga. Gue tengok judulnya, tersirat tulisan “I CAN HEAR YOUR VOICE” di pojok atas kanan layar. Dari judulnya, gue langsung tertarik mengikuti alur cerita yang di tawarkan. Niatnya cuman sampai commercial break pertama, tapi ada daya, gue udah larut dalam alur ceritanya. Jari gue pun gak tega buat mindahin ke channel lain. Alhasil, gue jadi lupa nonton FTV dan makin penasaran dengan kelanjutan cerita drama korea itu. Begitu seterusnya sampai memasuki hari kelima. Hari dimana tontonan drama korea gue di ganti secara sepihak oleh pihak RCTI yang gak bertanggungjawab. Apa-apaan sih ini? Rasanya seperti di gantungin sama gebetan. Gue juga perlu kepastian dan kejelasan, meskipun dalam bentuk suatu tontonan. Jangan gitu dong bang, masa iya gue harus lari ke pasar buat beli CD bajakannya? Gue kan pengangguran, gak punya duit jomblo lagi. Tega lo bang. Tegaaaaa !
Kutipan berita online
Karena rasa penasaran gue yang begitu besar akan kelanjutan cerita dari I CAN HEAR YOUR VOICE, gue coba searching di google dan nemu info dari wikipedia tentang serial tv ini. Ternyata drama korea ini telah tayang setahun yang lalu di salah satu stasiun tv di korea selatan, tepatnya pada 5 juni – 1 agustus 2013 lalu. Jumlah episodenya ada 18 dan di tayangkan setiap rabu dan kamis pukul 21.55 waktu setempat dengan durasi 60 menit/episode. Lengkap kan? Apa perlu gue sebutin juga cast-nya? Ah, gak usah lah, nama-nama orang korea kan aneh-aneh. Dengar namanya aja kuping sulit untuk mencerna, gimana kalau harus sebutin namanya. Bisa-bisa gue kena pasal pencemaran nama baik lagi. Pffttt--- Gue coba lanjut buat nyari videonya di youtube, kali aja ada. Eh, ternyata dapet juga. Tapi, yang jadi masalah itu videonya pakai bahasa korea cuy. Gak ada subtitlenya lagi. Gue nonton kayak orang bego, ibarat bayi yang cuma bisa bengong doang di nang-ning-nang-ning-nungin sama ibunya. Fix, video belum kelar, gue udah keluarin. Bukan karena gak sanggup lihat videonya. Tapi, karena gak sanggup ngelihat kuota gue terbuang percuma. Maklum, pengangguran harus irit. “Sesungguhnya pengangguran yang hebat adalah pengangguran yang mampu menjaga ekonomi-nya dalam keadaan seburuk apapun”. Itu. Halah, ngomong apaan sih gue. Duh, jadi malu ni sama kucing. Meong-meong-meong.

Kekepoan gue terhadap serial tv ini belum selesai. Gue nemu di berita online tentang alasan RCTI memberhentikan tayangan drama korea “I CAN HEAR YOUR VOICE”. Di situ sih, di tuliskan katanya karena #ICHYV (gue singkat) kalah rating dari “UPIN & IPIN” di MNCTV dan re-run PUTIH ABU-ABU di SCTV. What? Hanya karena RATING doang, RCTI tega ngecewain penontonnya? Helloooww, katanya udah 25 tahun di jagat pertelevisian Indonesia. Tapi kok, gini sih. 25 tahun itu bukan waktu yang singkat loh buat ngumpulin segitu banyak penonton di seluruh Indonesia. Butuh program-program yang luar biasa buat menarik minat penonton. Jangan sampai karena gila rating, penonton jadi hilang satu persatu. Penonton pasti kecewa kalau tayangan yang sedang mereka nikmati, tiba-tiba di berhentiin gitu aja. “Tapi ratingnya rendah, Mz?” Jawab salah satu crew RCTI (ceritanya ngayal). Gue jawab gini, “Penonton gak ngerti rating, Mz. Penonton taunya cuman nikmatin tayangan yang menurut mereka menarik. Just it.” Kalaupun tayangan itu sukses dengan rating yang tinggi, menurut gue itu adalah berkah bagi pemilik dan semua yang terlibat di dalam stasiun tv tersebut. Oke, gue emang masih awam soal marketing di dunia pertelevisian. Gue gak tau seberapa besar peran penting rating dalam suatu program tayangan. Apa kalau ratingnya rendah, pihak stasiun tv akan rugi besar? Jujur, gue gak tau. Di sini gue menempatkan diri sebagai seorang penonton. Penonton yang merasa kecewa karena tayangan favoritnya di berhentikan gitu aja. Gue bisa ngomong kayak gini juga karena spontanitas kekesalan yang gue rasain.

Oke, gue buang nafas dulu biar agak tenangan dikit ngomongnya. Huft--- Maksud gue gini. Apa harus, mengecewakan penonton hanya karena rating semata? Yakin, penonton gak akan lari dari channel anda? Apa gak ada solusi lain selain memberhentikan tayangan yang ratingnya rendah? Menurut gue, stasiun tv yang besar adalah stasiun tv yang menghargai penontonnya. Gak peduli rating programnya kalah dari program tv tetangga. Selalu punya solusi buat kembangin program-programnya. Itu aja sih. Nah, sebagai penutup. Gue punya saran buat RCTI biar makin OKE. Lain waktu, kalau programnya kalah rating dari program tetangga, programnya jangan di berhentiin ya. Karena, gak semua program yang ratingnya rendah itu gak menarik. Mungkin, penempatan jam tayangnya aja yang salah. Terus, perhatiin juga saingan programnya ya, kalau udah tau saingannya punya rating lebih tinggi, programnya jangan di tayangin di jam yang sama dong, oke? Simple-kan---Uh, gue cipok juga nih. Ngerti kan, RCTI ngerti kan? Gue gak masalah kok, “I CAN HEAR YOUR VOICE” mau di tayangin jam berapa, mau pagi, mau siang atau tengah malam sekalipun gue gak masalah. Freelance is Free, gue punya banyak waktu luang buat menonton tayangan favorit gue. Asal jangan di tayangin pas subuh, Mz. Pengangguran juga butuh tidur. Kalau ngebet di tayangin subuh sih, ganti aja judulnya jadi “I CAN’T WATCHING YOU ANYMORE”. Hm, mungkin itu aja dari gue, belum tentu juga apa yang gue omongin itu benar adanya. Gue cuma berpendapat aja, negara ini kan bebas akan berpendapat. So, why gotta be so rude? Kenapa gue harus diam, di saat gue merasa ada yang ngeganjal di hati gue? Kalau kata Aron sih, SKAHA! Kalau kata kamu apa? Ah? Bye-Maksimal? #BOOM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar