Kemarin gue resmi
merasa di PHP-in. Bukan sama cewek, tapi sama salah satu stasiun tv nasional di
Indonesia. Ya, dia bernama RCTI yang slogannya OKE itu. Menurut gue sih, di
usia dia yang udah menginjak 25 tahun harusnya RCTI udah nentuin buat nyari pasangan
hidupnya sendiri. Eh, bukannya nyari pasangan, malah nyiarin live acara
nikahannya artis. Huft, dasar payah. Gue sempat mikir gini, Apa RCTI itu homo
ya? Apa RCTI gak kepengin nikah? Atau RCTI cuma mau fokus aja di dunia
pertelevisian Indonesia? Entahlah, hanya RCTI yang tau maunya seperti apa.
Oke, di tulisan blog
kali ini gue pengin nyampain kekecewaan gue yang begitu besar kepada RCTI yang
gak menghargai gue sebagai penonton. Kenapa gue ngomong seperti ini? Karena
serial drama korea yang baru aja gue tonton 4 hari tiba-tiba di berhentikan
tanpa alasan yang jelas. Jujur gue kecewa banget, gue udah rela nunggu di depan
tv buat nonton lanjutan serial drama korea itu. Emang tampang gue gak pantas
banget buat nonton drama korea? Coba lihat deh muka gue, gimana? Gak pantas
kan? Iya juga sih. Ya udah, gue ngerti kok. Gue itam, dekil, dan kutilan. Gak
ada koreanya sama sekali. Tapi tolong, kalau mau nayangin serial tv jangan
setengah-setengah dong. Masa iya baru 4 hari tayang udah di berhentiin gitu aja,
bang RCTI tau gak, gimana perasaan penonton yang udah ngikutin serial drama
korea itu dari awal? Tau gak? Ya, gak tau. Sini gue kasih tau deh. Rasanya tuh
kayak habis nyatain cinta tapi sama ilusinya doang. Semu gitu, gak tau
endingnya gimana. Nyessek kan bang? Mau gue lempar golok bang? Hah? Hargai
penontonmu lah, jangan di PHP-in gitu. Gue tau ini lagi musim PHP, tapi gak
harus stasiun tv juga keleus yang jadi pelakunya. Malu sama kucing dong, meong, meong, meong.
![]() |
Adminnya Typo :( |
![]() |
Reaksi penonton yang merasa kecewa |
Yang dari tadi nanya
judul drama koreanya apa, ssstttttt …
emang ada yang nanya? Hm, gak ada sih. Tapi, gak apa-apalah biar jelas aja
tulisan gue. Hm, judul drama korea yang di berentikan begitu saja oleh pihak
RCTI yang gak bertanggungjawab itu adalah “I
CAN HEAR YOU VOICE” yang katanya tayang senin – jumat pukul 13.00 WITA
hanya di RCTI yang katanya OKE. Buktinya mana? Kemarin gue udah stay depan tv
habis pulang jumatan. Tapi kok, yang tayang “HOME
ALONE”? Awalnya gue mikir gini, Apa RCTI lagi di bajak? Atau RCTI sengaja
menguji kesabaran penontonnya? Karena penasaran, gue coba nyari info lewat
official account twitter RCTI. Di situlah gue temuin klarifikasi RCTI tentang
tayangan “I CAN HEAR YOUR VOICE” yang
di berhentikan tanpa ada alasan yang jelas. Gue kesal dong, mau memaki tapi gak
ada objek. Terpaksa deh gue berkoar-koar di sini. Tolong di maklumi ya, namanya
juga manusia. Jadi anak manis, gak
boleh menangis. Malu sama kucing. Meong, Meong, Meeooonggg.
Boleh cerita dikit
gak? Boleh kok, silahkan. Terima kasih. Iya, sama-sama. “I can hear your voice”
adalah serial drama korea kedua yang pernah gue tonton. Drama korea pertama
yang gue tonton itu “FULL HOUSE” yang
pernah tayang di Indosiar, jauh sebelum Indosiar di hiasi oleh naga-naga 3
dimensi dan acara dangdut yang gak jelas seperti sekarang ini. Waktu itu, gue
masih SMP dan belum punya hak penuh buat megang remote tv di rumah. Akhirnya,
gue terpaksa ngikutin tontonan keluarga gue, kebetulan yang mereka tonton itu drama
korea FULL HOUSE dan itulah alasan
kenapa gue nonton drama korea yang notabane-nya jauh dari tampang gue. Jadi,
kalau ada yang nanya ke gue, kenapa sih lo nonton drama korea? Gak sadar muka
lo? Gak malu sama kucing? Meong, meong, meong? Gue sih, cuma bisa jawab gini. “GUE KEPAKSA KAMPREEET!” Sebenarnya
gue lebih suka nonton FTV di banding drama korea. Apa sih bagusnya drama korea
itu? Yang main cewek semua. Lah, kok bisa? Lihat aja muka cowoknya, mulus gitu
kek dinding habis di plamor. Cowok korea itu cantik-cantik cuy, gue takut
khilaf.
![]() |
Tuh, lihat cowok korea. Cantik kan? |
Hm, kenapa gue bisa
nonton serial drama korea “I CAN HEAR
YOUR VOICE”? Anda, penasaran? Samma, saya juga. Maafkan gue yang sengaja
gunain kalimat acara tv sebelah yang udah gak layak tayang karena larangan KPI
(Komisi Penyiaran Indonesia). Oke, gue coba jelasin kronologinya, begini. Waktu
itu, senin siang. Jam menunjukkan pukul 13.08, gue baru aja selesai santap
siang. Angin berhembus begitu kencang, daun-daun kekeringan, haluan hidupku
terpisah dengan Isabella, mengapa kita berjumpa, namun akhirnya terpisah, siang
jadi hilang di telan kegelapan malam, alam yang terpisah, melenyapkan sebuah
kisah. Malu sama kucing, meong, meong, meong. Sembari mengisi kekosongan,
gue pun nyalain tv dengan gaya kupu-kupu. Niat menonton FTV, tetapi jam belum
menunjukkan pukul 13.30 siang. Karena gue gak sabaran, akhirnya jari gue
menekan tombol pengganti channel dan gak sengaja kepencet ke channel RCTI yang
katanya OKE. Di situlah, awal gue menonton drama korea tanpa ada unsur paksaan
dari keluarga. Gue tengok judulnya, tersirat tulisan “I CAN HEAR YOUR VOICE” di pojok atas kanan layar. Dari judulnya,
gue langsung tertarik mengikuti alur cerita yang di tawarkan. Niatnya cuman
sampai commercial break pertama, tapi ada daya, gue udah larut dalam alur
ceritanya. Jari gue pun gak tega buat mindahin ke channel lain. Alhasil, gue
jadi lupa nonton FTV dan makin penasaran dengan kelanjutan cerita drama korea
itu. Begitu seterusnya sampai memasuki hari kelima. Hari dimana tontonan drama
korea gue di ganti secara sepihak oleh pihak RCTI yang gak bertanggungjawab. Apa-apaan
sih ini? Rasanya seperti di gantungin sama gebetan. Gue juga perlu kepastian
dan kejelasan, meskipun dalam bentuk suatu tontonan. Jangan gitu dong bang,
masa iya gue harus lari ke pasar buat beli CD bajakannya? Gue kan pengangguran,
gak punya duit jomblo lagi. Tega lo bang. Tegaaaaa !
![]() |
Kutipan berita online |
Karena rasa penasaran
gue yang begitu besar akan kelanjutan cerita dari I CAN HEAR YOUR VOICE, gue coba searching di google dan nemu info
dari wikipedia tentang serial tv ini. Ternyata drama korea ini telah tayang setahun
yang lalu di salah satu stasiun tv di korea selatan, tepatnya pada 5 juni – 1
agustus 2013 lalu. Jumlah episodenya ada 18 dan di tayangkan setiap rabu dan
kamis pukul 21.55 waktu setempat dengan durasi 60 menit/episode. Lengkap kan?
Apa perlu gue sebutin juga cast-nya? Ah, gak usah lah, nama-nama orang korea
kan aneh-aneh. Dengar namanya aja kuping sulit untuk mencerna, gimana kalau
harus sebutin namanya. Bisa-bisa gue kena pasal pencemaran nama baik lagi.
Pffttt--- Gue coba lanjut buat nyari videonya di youtube, kali aja ada. Eh,
ternyata dapet juga. Tapi, yang jadi masalah itu videonya pakai bahasa korea
cuy. Gak ada subtitlenya lagi. Gue nonton kayak orang bego, ibarat bayi yang
cuma bisa bengong doang di nang-ning-nang-ning-nungin sama ibunya. Fix, video
belum kelar, gue udah keluarin. Bukan karena gak sanggup lihat videonya. Tapi,
karena gak sanggup ngelihat kuota gue terbuang percuma. Maklum, pengangguran
harus irit. “Sesungguhnya pengangguran
yang hebat adalah pengangguran yang mampu menjaga ekonomi-nya dalam keadaan
seburuk apapun”. Itu. Halah, ngomong apaan sih gue. Duh, jadi malu ni sama
kucing. Meong-meong-meong.
Kekepoan gue terhadap
serial tv ini belum selesai. Gue nemu di berita online tentang alasan RCTI
memberhentikan tayangan drama korea “I
CAN HEAR YOUR VOICE”. Di situ sih, di tuliskan katanya karena #ICHYV (gue
singkat) kalah rating dari “UPIN &
IPIN” di MNCTV dan re-run PUTIH
ABU-ABU di SCTV. What? Hanya karena RATING doang, RCTI tega ngecewain
penontonnya? Helloooww, katanya udah 25 tahun di jagat pertelevisian Indonesia.
Tapi kok, gini sih. 25 tahun itu bukan waktu yang singkat loh buat ngumpulin
segitu banyak penonton di seluruh Indonesia. Butuh program-program yang luar
biasa buat menarik minat penonton. Jangan sampai karena gila rating, penonton
jadi hilang satu persatu. Penonton pasti kecewa kalau tayangan yang sedang
mereka nikmati, tiba-tiba di berhentiin gitu aja. “Tapi ratingnya rendah, Mz?” Jawab
salah satu crew RCTI (ceritanya ngayal). Gue jawab gini, “Penonton gak ngerti rating,
Mz. Penonton taunya cuman nikmatin tayangan yang menurut mereka menarik. Just
it.” Kalaupun tayangan itu sukses dengan rating yang tinggi, menurut gue itu
adalah berkah bagi pemilik dan semua yang terlibat di dalam stasiun tv
tersebut. Oke, gue emang masih awam soal marketing di dunia pertelevisian. Gue
gak tau seberapa besar peran penting rating dalam suatu program tayangan. Apa
kalau ratingnya rendah, pihak stasiun tv akan rugi besar? Jujur, gue gak tau.
Di sini gue menempatkan diri sebagai seorang penonton. Penonton yang merasa
kecewa karena tayangan favoritnya di berhentikan gitu aja. Gue bisa ngomong
kayak gini juga karena spontanitas kekesalan yang gue rasain.
Oke, gue buang nafas
dulu biar agak tenangan dikit ngomongnya. Huft--- Maksud gue gini. Apa harus,
mengecewakan penonton hanya karena rating semata? Yakin, penonton gak akan lari
dari channel anda? Apa gak ada solusi lain selain memberhentikan tayangan yang
ratingnya rendah? Menurut gue, stasiun tv yang besar adalah stasiun tv yang
menghargai penontonnya. Gak peduli rating programnya kalah dari program tv
tetangga. Selalu punya solusi buat kembangin program-programnya. Itu aja sih.
Nah, sebagai penutup. Gue punya saran buat RCTI biar makin OKE. Lain waktu,
kalau programnya kalah rating dari program tetangga, programnya jangan di
berhentiin ya. Karena, gak semua program yang ratingnya rendah itu gak menarik.
Mungkin, penempatan jam tayangnya aja yang salah. Terus, perhatiin juga saingan
programnya ya, kalau udah tau saingannya punya rating lebih tinggi, programnya
jangan di tayangin di jam yang sama dong, oke? Simple-kan---Uh, gue cipok juga
nih. Ngerti kan, RCTI ngerti kan? Gue gak masalah kok, “I CAN HEAR YOUR VOICE” mau di tayangin jam berapa, mau pagi, mau
siang atau tengah malam sekalipun gue gak masalah. Freelance is Free, gue punya
banyak waktu luang buat menonton tayangan favorit gue. Asal jangan di tayangin
pas subuh, Mz. Pengangguran juga butuh tidur. Kalau ngebet di tayangin subuh
sih, ganti aja judulnya jadi “I CAN’T
WATCHING YOU ANYMORE”. Hm, mungkin itu aja dari gue, belum tentu juga apa
yang gue omongin itu benar adanya. Gue cuma berpendapat aja, negara ini kan
bebas akan berpendapat. So, why gotta be so rude? Kenapa gue harus diam,
di saat gue merasa ada yang ngeganjal di hati gue? Kalau kata Aron sih, SKAHA!
Kalau kata kamu apa? Ah? Bye-Maksimal? #BOOM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar