Belum
genap sehari di tahun yang baru ini, gue dan Ian harus merasakan sensasi
basah-basahan di atas motor di malam hari. Walaupun basahnya nggak sampai
tembus ke dalaman gue, tapi gue harus berjuang melawan butiran-butiran air
hujan yang menghantam wajah gue yang semberawut ini. Yap, malam itu gue yang
bawa motor, gue menjadi pelindung Ian agar dia nggak kena hantaman maut sang
air hujan. Kami menempuh perjalanan sekitar 15 km menuju barat di malam hari,
bukan untuk mencari kitab suci, tapi kami pergi untuk tugas mulia persahabatan,
kami datang untuk surprise party sahabat kami, Iqra. Tepat jam 12 nanti, Iqra
berulang tahun yang ke 23 tahun.
Gue
dan Ian sudah merencanakan ini seminggu sebelum ulang tahun Iqra, tentunya di
balik skenario malam ini di dalangi oleh kekasih Iqra sendiri, Emi. Kami berdua
bertindak sebagai wayang yang melengkapi bagian surprise party ini. Moment ini
adalah kali pertama Iqra merasakan yang namanya “get a birthday cake”. Nah,
kami sebagai sahabatnya nggak pengin ketinggalan hadir dan turut merasakan
kebahagian Iqra di hari spesialnya. Itulah yang menjadi alasan kenapa kami rela
basah-basahan di malam hari, walau badai sekalipun kami berdua pasti … lebih
milih di rumah aja nunggu badainya berhenti dulu, kemudian lanjut walaupun sedikit
telat.
Sepertinya
skenario yang kami mainkan sudah tercium oleh Iqra, sebelum tiba di lokasi gue
dan Ian singgah dulu di warung buat beli beberapa batang rokok buat di hisap
sambil nunggu jam 12 tepat. Setelah keluar dari warung tersebut Ian menerima
telepon dari Emi, katanya Iqra keluar dari rumah dan nggak tau mau kemana. Seketika
kami pun panik, jangan sampai kami papasan di jalan sama Iqra, bisa fail semua
rencana ini. Gue dan Ian bergegas mencari tempat persembunyian, kami berhenti
di salah satu ruko yang nggak jauh dari warung tempat kami jajan tadi. Prediksi
gue sih, Iqra keluar buat nyari rokok, mau ngapain coba malam-malam gerimis
gini keluar kalo bukan nyari rokok. Nah, gue udah mastiin tuh Iqra singgahnya
di warung yg tadi kami singgahi.
Ternyata
dugaan gue salah, Iqra malah melewati warung itu. Gue jelas ngeliat Iqra menuju
ke arah ruko tempat kami bersembunyi, sebelum dia semakin dekat gue pun
membalikkan badan kebelakang seolah nggak melihat dia lewat. Eh, si Iqranya
malah singgah dan nyamperin kami. Ternyata dia ngelihat Ian lagi di atas motor
sambil memandangi hapenya. Aduh, kami ke gap Iqra di jalan. Fail?! Udah pasti,
keburu ketahuan karena kurang jeli milih tempat persembunyian.
Iqra
: Eh, kalian ngapain di sini?
Gue
: Gue tadi … (ngomong patah-patah kek jaringan SOS)
Ian
: Mau ke rumah lo, di panggil sama Emi. Tapi, katanya lo keluar.
Gue
: Gila, Ian ngomong to the point banget (ngomong dalam hati)
Iqra
: Oh, gitu. Yaudah, tunggu gue di sini ya. (kemudian pergi meninggalkan kami)
Setelah
Iqra pergi, kami pun saling menyalahkan satu sama lain. Harusnya kita nggak
sembunyi disini lah, harusnya kita pakai topeng lah, sampai harusnya kita di
rumah aja lah. Pokoknya gitu, karena fail buntutnya jadi salah-salahan nggak
jelas. Gue saranin ke Ian buat langsung ke TKP aja, ke kontrakan Emi maksudnya.
Tapi, si Ian malah saranin buat nyari Iqra dulu. Yaudah, gue nurut aja sama
yang lebih tua. Akhirnya kami berdua muter-muter nyari Iqra dan nggak ketemu.
Tuh kan, gue juga bilang apa, mending ke TKP aja langsung biar nggak ribet.
Sesampainya di TKP, Iqra nggak kunjung hadir. Ian nyaranin lagi buat kembali ke
ruko tempat persembunyian tadi buat nunggu Iqra disana, gue sih penginnya di
sini aja, kan udah ketahuan tadi. Namun apa daya, gue harus nurut lagi.
Karena
lama menunggu kedatangan Iqra di ruko ini, kami pun kembali ke kontrakan Emi
dan ternyata Iqra sudah terlebih dahulu ada disini. Tuh, si kampret ngerjain
kita, padahal yang ulang tahun kan dia. Dasar lo yan, mau aja dibego-begoin
Iqra, gue juga jadi kena imbasnya nih. Pffttt … Beberapa saat kemudian acara
tiup lilin dan pemotongan kue pun di laksanakan. Skenario singkat yang di buat
gagal total, jatuhnya malah memalukan diri sendiri. Si Iqra kampret ternyata
udah tau semuanya. Malah dia yang ngerjain kami.
![]() |
Abaikan saja lilin yang banyak |
FYI
aja, ternyata Iqra keluar bukan buat nyari rokok, bukan juga buat nyari
keributanm tapi dia nyari soft drink buat gue dan Ian. Karena dia tau kalo kami
berdua akan datang kekontrakannya.
Yah,
tau gini mah gue di rumah aja tidur. Nggak seru ah, ketahuan. Tapi, nggak papa
deh yang jelas gue dapat kue gratis dan minuman gratis. Btw, Selamat Ulang
Tahun, Bro! Ciye, akhirnya megang kue juga di hari special … dari pacar lagi.
Ahh, gue jadi pengin juga tapi … LO KAN JOMBLO?!! (teriak Ian, Iqra, dan Emi
depan muka gue)
Now
Playing : Kunto Aji – Terlalu Lama DIBULLY
Sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar