Minggu, 18 Januari 2015

Kejutan Ulang Tahun Iqra

Belum genap sehari di tahun yang baru ini, gue dan Ian harus merasakan sensasi basah-basahan di atas motor di malam hari. Walaupun basahnya nggak sampai tembus ke dalaman gue, tapi gue harus berjuang melawan butiran-butiran air hujan yang menghantam wajah gue yang semberawut ini. Yap, malam itu gue yang bawa motor, gue menjadi pelindung Ian agar dia nggak kena hantaman maut sang air hujan. Kami menempuh perjalanan sekitar 15 km menuju barat di malam hari, bukan untuk mencari kitab suci, tapi kami pergi untuk tugas mulia persahabatan, kami datang untuk surprise party sahabat kami, Iqra. Tepat jam 12 nanti, Iqra berulang tahun yang ke 23 tahun.

Gue dan Ian sudah merencanakan ini seminggu sebelum ulang tahun Iqra, tentunya di balik skenario malam ini di dalangi oleh kekasih Iqra sendiri, Emi. Kami berdua bertindak sebagai wayang yang melengkapi bagian surprise party ini. Moment ini adalah kali pertama Iqra merasakan yang namanya “get a birthday cake”. Nah, kami sebagai sahabatnya nggak pengin ketinggalan hadir dan turut merasakan kebahagian Iqra di hari spesialnya. Itulah yang menjadi alasan kenapa kami rela basah-basahan di malam hari, walau badai sekalipun kami berdua pasti … lebih milih di rumah aja nunggu badainya berhenti dulu, kemudian lanjut walaupun sedikit telat.

Sepertinya skenario yang kami mainkan sudah tercium oleh Iqra, sebelum tiba di lokasi gue dan Ian singgah dulu di warung buat beli beberapa batang rokok buat di hisap sambil nunggu jam 12 tepat. Setelah keluar dari warung tersebut Ian menerima telepon dari Emi, katanya Iqra keluar dari rumah dan nggak tau mau kemana. Seketika kami pun panik, jangan sampai kami papasan di jalan sama Iqra, bisa fail semua rencana ini. Gue dan Ian bergegas mencari tempat persembunyian, kami berhenti di salah satu ruko yang nggak jauh dari warung tempat kami jajan tadi. Prediksi gue sih, Iqra keluar buat nyari rokok, mau ngapain coba malam-malam gerimis gini keluar kalo bukan nyari rokok. Nah, gue udah mastiin tuh Iqra singgahnya di warung yg tadi kami singgahi.

Ternyata dugaan gue salah, Iqra malah melewati warung itu. Gue jelas ngeliat Iqra menuju ke arah ruko tempat kami bersembunyi, sebelum dia semakin dekat gue pun membalikkan badan kebelakang seolah nggak melihat dia lewat. Eh, si Iqranya malah singgah dan nyamperin kami. Ternyata dia ngelihat Ian lagi di atas motor sambil memandangi hapenya. Aduh, kami ke gap Iqra di jalan. Fail?! Udah pasti, keburu ketahuan karena kurang jeli milih tempat persembunyian.

Iqra : Eh, kalian ngapain di sini?
Gue : Gue tadi … (ngomong patah-patah kek jaringan SOS)
Ian : Mau ke rumah lo, di panggil sama Emi. Tapi, katanya lo keluar.
Gue : Gila, Ian ngomong to the point banget (ngomong dalam hati)
Iqra : Oh, gitu. Yaudah, tunggu gue di sini ya. (kemudian pergi meninggalkan kami)

Setelah Iqra pergi, kami pun saling menyalahkan satu sama lain. Harusnya kita nggak sembunyi disini lah, harusnya kita pakai topeng lah, sampai harusnya kita di rumah aja lah. Pokoknya gitu, karena fail buntutnya jadi salah-salahan nggak jelas. Gue saranin ke Ian buat langsung ke TKP aja, ke kontrakan Emi maksudnya. Tapi, si Ian malah saranin buat nyari Iqra dulu. Yaudah, gue nurut aja sama yang lebih tua. Akhirnya kami berdua muter-muter nyari Iqra dan nggak ketemu. Tuh kan, gue juga bilang apa, mending ke TKP aja langsung biar nggak ribet. Sesampainya di TKP, Iqra nggak kunjung hadir. Ian nyaranin lagi buat kembali ke ruko tempat persembunyian tadi buat nunggu Iqra disana, gue sih penginnya di sini aja, kan udah ketahuan tadi. Namun apa daya, gue harus nurut lagi.

Karena lama menunggu kedatangan Iqra di ruko ini, kami pun kembali ke kontrakan Emi dan ternyata Iqra sudah terlebih dahulu ada disini. Tuh, si kampret ngerjain kita, padahal yang ulang tahun kan dia. Dasar lo yan, mau aja dibego-begoin Iqra, gue juga jadi kena imbasnya nih. Pffttt … Beberapa saat kemudian acara tiup lilin dan pemotongan kue pun di laksanakan. Skenario singkat yang di buat gagal total, jatuhnya malah memalukan diri sendiri. Si Iqra kampret ternyata udah tau semuanya. Malah dia yang ngerjain kami.

Abaikan saja lilin yang banyak
FYI aja, ternyata Iqra keluar bukan buat nyari rokok, bukan juga buat nyari keributanm tapi dia nyari soft drink buat gue dan Ian. Karena dia tau kalo kami berdua akan datang kekontrakannya.

Yah, tau gini mah gue di rumah aja tidur. Nggak seru ah, ketahuan. Tapi, nggak papa deh yang jelas gue dapat kue gratis dan minuman gratis. Btw, Selamat Ulang Tahun, Bro! Ciye, akhirnya megang kue juga di hari special … dari pacar lagi. Ahh, gue jadi pengin juga tapi … LO KAN JOMBLO?!! (teriak Ian, Iqra, dan Emi depan muka gue)


Now Playing : Kunto Aji – Terlalu Lama DIBULLY Sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar