Sebenarnya
ada banyak hal yang pengin gue ceritain di bulan januari ini, tapi karena
terkendala dengan nggak adanya laptop yang stay di rumah, gue jadi jarang
ngepost. Gue baru nulis sebentar yang punya laptop udah mau ngambil, katanya
pengin kerja tugas buat final. Alhasil, gue harus sabar menunggu si laptop
kembali pulang kerumah dan berkumpul lagi bersama kami menjadi satu keluarga
yang utuh. Oke, skip!
Di
postingan kali ini, gue akan bercerita tentang malam tahun baruan gue bersama
kelima orang teman gue yang ikhlas melewatkan tahun baruannya bareng gue. Agak
telat sih nulisnya, tapi nggak papalah, kan baru nemu laptop yang nganggur juga,
tanpa pikir panjang langsung gue sikat. Oke, gue mulai ceritanya.
*Naik
Pentas*
Gue
kira malam tahun baru kali ini akan gue lewatin dengan berdiam diri di rumah
dan menatap kembang api dari balik jendala kamar. Tapi, bayangan itu seketika
terbuyarkan oleh pesan BBM dari Rama, sahabat gue. Rama ngajakin gue tahun
baruan bareng, gue yang waktu itu duduk dibalkon rumah langsung bergegas mandi.
Gue begitu antusias menyongsong hari ini dengan penuh semangat, setelah selesai
berpakain ala kadarnya, gue kebut motor gue menuju rumah si Rama, di sana ada
sesosok pria yang tampak asing di mata gue. Hm, ternyata dia adalah rekan kerja
Rama waktu di Kalimantan dulu. Pria itu bernama Ari, yap gue tau namanya
setelah gue resmi berkenalan malam itu. Sekarang kami masih bertiga, masih
kurang 3 orang lagi. Rama menjemput Ratih (re: pacar rama) di rumahnya
sedangkan gue menjemput Cilo di hotel keluarganya. Gue bonceng cowok bukan
berarti gue homo, begitupun sebaliknya, gue bonceng cewek bukan berarti gue
normal, oke?!
Setelah
semuanya udah pada ngumpul, akhirnya kami mutusin buat ke pantai Akkarena. Kami
berangkat 4 motor, nggak ada yang bawa mobil, sih. Alasannya simple, biar kami nggak
kena macet di jalan. Formasi kami di jalan adalah Gue boncengan bareng Cilo si
gonrong unyu, Rama bareng pacarnya Ratih, Ari dan sebut saja namanya Cunnaing
membawa motor sendiri-sendiri. Kami berenam pun tiba di tujuan dengan selamat
dan langsung memarkirkan motor ditempat yang sudah disediakan. Sebelum mencari
spot untuk duduk santai menanti waktu pergantian tahun, ada baiknya kami pergi ke
toilet dulu untuk membuang apa aja yang mengganjal pada diri kami, ini salah
satu saran absurd dari gue dan kebetulan malam itu semuanya pada nurut aja
ngikutin saran itu. Setelah kami keluar dari toilet yang nggak bertimba itu,
kami pun mencari spot utama buat duduk manis nikmatin hembusan angin pantai di
malam hari.
Spot
pertama yang kami tuju adalah ujung dermaga, tapi belum sampai di ujung, kami di
usir oleh salah satu security setempat karena di ujung dermaga sedang dilakukan
pemasangan petasan dan kembang api buat menyambut pergantian tahun. Akhirnya
kami pun berbalik arah dan mencari spot baru, gue kasih saran ke mereka buat
milih spot tepat di depan orang yg lagi asyik pacaran, gue sengaja ngasih saran
begitu, siapa suruh pacaran di pantai, pelukan lagi! Iihh, kalo mau pacaran,
mending di wisma aja sekalian! Dan kerennya dari teman gue adalah mereka iyakan
saran dari gue. Kami berenam duduk didepan mereka yang lagi pacaran, akhirnya
mereka risih dan milih pergi buat nyari tempat yang baru. Husss … saaanaa …
laaluuuu …
Kami
pun larut dalam hembusan angin pantai, nggak terasa sejam lagi menuju puncak
pergantian tahun yang baru. Lagi asyik di gigitin nyamuk pantai yang beringas,
tiba-tiba hujan deras turun membasahi kami. Dengan gerakan cepat kami dan semua
pengunjung pantai lari berhamburan mencari tempat berteduh. Kami berenam
akhirnya dapat tempat berteduh walaupun nggak seluas yang gue harapkan, sialnya
nyamuk-nyamuk pantai itu ngikut dan terus gigitin gue sampai gue nyesal datang
kesini make celana pendek, Fakk?! Di tempat perteduhan gue sempat mikir gini,
kalo tau hujan deras gini, mending gue di rumah aja, nggak harus ngeluarin duit
dan nggak harus basah-basahan kayak gini.
Tapi,
sebelum gue menyesal untuk kedua kalinya di malam yang sama, hujan pun redah
dan mengisyaratkan gue dan teman-teman buat kembali ke spot awal kami. Jam
menunjukkan pukul 23.55 pm, itu tandanya 5 menit lagi menuju pesta kembang api
di langit yang hitam, kenapa hitam? Ya, karena ini malam hari!!! Krikkk,
kriiiikkk … Gue curiga kembang api yang udah disiapkan oleh panitia pantai di
ujung dermaga itu rusak karena hujan deras tadi, dan benar saja udah pukul
00.04 am, kembang api dari ujung dermaga nggak terlihat sama sekali. Untungnya
ada banyak petasan dari para pengunjung, mereka mengarahkan petasannya ke
langit dan membuat suasana dimalam itu terlihat seru dan menyenangkan. Kami
berenam larut dalam suka cita yang di ciptakan oleh suara petasan di sekitar
kami.
Sebagai
penutup, nggak lengkap rasanya kalo kami nggak berselfie bersama. Tetap eksis
dong walaupun cahaya nggak memadai pengambilan suatu gambar, yang penting di jebret
aja dulu. Oke, Gue, Rama, Ratih, Cilo, Ari, dan Cunnaing mengucapkan Minal
Aidzin “Happy New Years Two Thousand and Fifteen”, yeaahhh?!
-sekian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar