Jumat, 16 Januari 2015

Tahun Baru, Hujan, Petasan, Pantai dan Nyamuk

Sebenarnya ada banyak hal yang pengin gue ceritain di bulan januari ini, tapi karena terkendala dengan nggak adanya laptop yang stay di rumah, gue jadi jarang ngepost. Gue baru nulis sebentar yang punya laptop udah mau ngambil, katanya pengin kerja tugas buat final. Alhasil, gue harus sabar menunggu si laptop kembali pulang kerumah dan berkumpul lagi bersama kami menjadi satu keluarga yang utuh. Oke, skip!

Di postingan kali ini, gue akan bercerita tentang malam tahun baruan gue bersama kelima orang teman gue yang ikhlas melewatkan tahun baruannya bareng gue. Agak telat sih nulisnya, tapi nggak papalah, kan baru nemu laptop yang nganggur juga, tanpa pikir panjang langsung gue sikat. Oke, gue mulai ceritanya.

*Naik Pentas*

Gue kira malam tahun baru kali ini akan gue lewatin dengan berdiam diri di rumah dan menatap kembang api dari balik jendala kamar. Tapi, bayangan itu seketika terbuyarkan oleh pesan BBM dari Rama, sahabat gue. Rama ngajakin gue tahun baruan bareng, gue yang waktu itu duduk dibalkon rumah langsung bergegas mandi. Gue begitu antusias menyongsong hari ini dengan penuh semangat, setelah selesai berpakain ala kadarnya, gue kebut motor gue menuju rumah si Rama, di sana ada sesosok pria yang tampak asing di mata gue. Hm, ternyata dia adalah rekan kerja Rama waktu di Kalimantan dulu. Pria itu bernama Ari, yap gue tau namanya setelah gue resmi berkenalan malam itu. Sekarang kami masih bertiga, masih kurang 3 orang lagi. Rama menjemput Ratih (re: pacar rama) di rumahnya sedangkan gue menjemput Cilo di hotel keluarganya. Gue bonceng cowok bukan berarti gue homo, begitupun sebaliknya, gue bonceng cewek bukan berarti gue normal, oke?!

Setelah semuanya udah pada ngumpul, akhirnya kami mutusin buat ke pantai Akkarena. Kami berangkat 4 motor, nggak ada yang bawa mobil, sih. Alasannya simple, biar kami nggak kena macet di jalan. Formasi kami di jalan adalah Gue boncengan bareng Cilo si gonrong unyu, Rama bareng pacarnya Ratih, Ari dan sebut saja namanya Cunnaing membawa motor sendiri-sendiri. Kami berenam pun tiba di tujuan dengan selamat dan langsung memarkirkan motor ditempat yang sudah disediakan. Sebelum mencari spot untuk duduk santai menanti waktu pergantian tahun, ada baiknya kami pergi ke toilet dulu untuk membuang apa aja yang mengganjal pada diri kami, ini salah satu saran absurd dari gue dan kebetulan malam itu semuanya pada nurut aja ngikutin saran itu. Setelah kami keluar dari toilet yang nggak bertimba itu, kami pun mencari spot utama buat duduk manis nikmatin hembusan angin pantai di malam hari.

Spot pertama yang kami tuju adalah ujung dermaga, tapi belum sampai di ujung, kami di usir oleh salah satu security setempat karena di ujung dermaga sedang dilakukan pemasangan petasan dan kembang api buat menyambut pergantian tahun. Akhirnya kami pun berbalik arah dan mencari spot baru, gue kasih saran ke mereka buat milih spot tepat di depan orang yg lagi asyik pacaran, gue sengaja ngasih saran begitu, siapa suruh pacaran di pantai, pelukan lagi! Iihh, kalo mau pacaran, mending di wisma aja sekalian! Dan kerennya dari teman gue adalah mereka iyakan saran dari gue. Kami berenam duduk didepan mereka yang lagi pacaran, akhirnya mereka risih dan milih pergi buat nyari tempat yang baru. Husss … saaanaa … laaluuuu …

Kami pun larut dalam hembusan angin pantai, nggak terasa sejam lagi menuju puncak pergantian tahun yang baru. Lagi asyik di gigitin nyamuk pantai yang beringas, tiba-tiba hujan deras turun membasahi kami. Dengan gerakan cepat kami dan semua pengunjung pantai lari berhamburan mencari tempat berteduh. Kami berenam akhirnya dapat tempat berteduh walaupun nggak seluas yang gue harapkan, sialnya nyamuk-nyamuk pantai itu ngikut dan terus gigitin gue sampai gue nyesal datang kesini make celana pendek, Fakk?! Di tempat perteduhan gue sempat mikir gini, kalo tau hujan deras gini, mending gue di rumah aja, nggak harus ngeluarin duit dan nggak harus basah-basahan kayak gini.

Tapi, sebelum gue menyesal untuk kedua kalinya di malam yang sama, hujan pun redah dan mengisyaratkan gue dan teman-teman buat kembali ke spot awal kami. Jam menunjukkan pukul 23.55 pm, itu tandanya 5 menit lagi menuju pesta kembang api di langit yang hitam, kenapa hitam? Ya, karena ini malam hari!!! Krikkk, kriiiikkk … Gue curiga kembang api yang udah disiapkan oleh panitia pantai di ujung dermaga itu rusak karena hujan deras tadi, dan benar saja udah pukul 00.04 am, kembang api dari ujung dermaga nggak terlihat sama sekali. Untungnya ada banyak petasan dari para pengunjung, mereka mengarahkan petasannya ke langit dan membuat suasana dimalam itu terlihat seru dan menyenangkan. Kami berenam larut dalam suka cita yang di ciptakan oleh suara petasan di sekitar kami.

Sebagai penutup, nggak lengkap rasanya kalo kami nggak berselfie bersama. Tetap eksis dong walaupun cahaya nggak memadai pengambilan suatu gambar, yang penting di jebret aja dulu. Oke, Gue, Rama, Ratih, Cilo, Ari, dan Cunnaing mengucapkan Minal Aidzin “Happy New Years Two Thousand and Fifteen”, yeaahhh?!

*Turun Pentas*
Rama - Ratih - Abaikan - Cunnaing - Cilo

Ari - Hamba Allah - Cilo - Rama
-sekian-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar